Masih banyak yang nggak percaya. Dan, banyak yang terkecoh, terutama kalangan pemimpin negara-negara Islam, bahwa Obama akan lebih baik, dibanding dengan sikapnya Presiden Bush terhadap dunia Islam, yang mempunyai pandangan seperti itu pasti akan ‘kecele’ 100 persen. Obama tak akan berubah sikapnya terhadap dunia Islam, dan khususnya lagi terhadap soal Timur Tengah dan Palestina. Siapa Obama? Ia tak lain adalah teman sejati Zionis-Israel.
Kalau tidak percaya, kalau ada waktu tolong dilihat, terutama di internet ke link Partai Demokrat AS, di situ memberikan gambaran yang sangat jelas, bahwa Senator Demokrat Barack Obama, tak lain adalah pendukung dan sahabat sejati Zionis-Israel. Obama adalah sahabat sejati bagi Komunitas Yahudi Amerika dan Israel. Hal itu, tidak perlu diragukan lagi. Tentu, ini bisa memberi kegembiraan bagi orang-orang Yahudi, di manapun, dan komitment Obama akan melindungi keamanan bagi Zionis-Israel. Jadi tidak ada dasarnya, bahwa Obama ini akan membela kepentingan dunia Islam, dan akan mengubah kebijakan luar negerinya. Itu hanya ‘isapan jempol’ belaka.
Ketika, sebelum menjadi presiden, dan dia masih menjadi Senator, Obama adalah penyokong berat komunitas Yahudi di Illinonois, dan dia tanpa ragu memberikan dukungan bagi keamanan Israel. Di Senat AS, Obama waktu itu sudah berbuat banyak bagi Israel, termasuk membentuk kelompok lobby, yang mendukung bagi kepentingan Israel.
Ia salah seorang anggota Senat,yang begitu kokoh memberikan komitment jaminan keamanan kepada negara Israel. Dan, sesudah menjadi presiden, sikap dan komitment itu, tak berubah, dan oleh Obama, komitment itu akan semakin ditingkatkan. Termasuk langkah-langkah yang akan diambilnya terhadap Hamas. Presiden AS, Obama, yang masih keturunan Kenya, dan berayah muslim, tak ada sedikitpun, komentarnya ketika rejim Zionis-Israel yang secara bar-bar membunuhi rakyat Gaza.
Bukti-bukti yang dapat dicatatan antara lain, Obama tahun 2006, mengunjungi rumah keluarga Israel, yang hancur terkena roket Katyusha Hisbullah. Beberapa hari sebelumnya, Obama ketika Hisbullah menyerang Israel, ia mengecam keras tindakan militer Hisbullah, yang menimbulkan kerusakan di Israel, dan bahkan Obama menegaskan Israel berhak mempertahankan diri. Itu artinya, Obama mendukung tindakan retaliasi (balasan) terhadap Hisbullah.
Terhadap Hamas. Senator Obama, yang sekarang sudah menduduki Gedung Putih itu, menyatakan akan memerangi Hamas, sampai kelompok garis itu mau mengakui Israel. Obama berjanji akan menghentikan segala bentuk kekerasan yang dilakukan kelompok garis keras itu, yang artinya akan memberikan jaminan kepada Israel secara total, dan Israel tidak boleh disentuh oleh siapapun. Kondisi di Gaza dan Palestina yang umumnya sekarang memprihatinkan itu, menurut Obama sebagai akibat kegagalan para pemimpin Palestina, yang tidak mau mengakui Israel. Presiden Obama inilah yang menjadi sponsor adanya sebuah undang-undang Anti Teroris di Palestina. Tujuannya untuk memberangus semua kelompok perlawanan yang menginginkan kemerdekaan.
Ketika itu, Senator Barack juga menyerukan kepada pemerintaha AS dibawah Presiden Bush, agar membangun kerjasama militer yang lebih kuat dengan Israel. Meskipun, pemerintahan Bush sudah menggelontorkan dana milyaran dolar bagi kepentingan militer Israel, tapi nampaknya dipandang belum cukup oleh Obama.
Maka, ketika ia sudah menjadi presiden, maka Obama, berusaha meningkatkan bantuan militernya ke Israel, meskipun AS, sedang sekarat menghadapi krisis ekonomi yang belum kunjung berakhir. Sekarang ini, Obama sedang berbulan madu dengan pemimpin baru Israel, dari partai sayap kanan Likud Benyamin Netanyahu. Dan, yang mendahalui berkunjung ke Israel menemui Netanyahu dan Avigdor Lieberman adalah Utusan Khusus AS, untuk Timur Tengah, yaitu George Mitchel, melakukan pembicaraan di Yerusalem
Kesaksian lainnya, diberikan oleh Eli Lake, yang di bulan Februari, 2008, Obama sudah mengumpulkan orang-orang yang mempunyai hubungan dengan kelompok sayap kanan di Israel dari Partai Likud, yang akan ditunjuk menjadi tim keamanannya. Dan, semuanya itu terbukti ketika ia sudah menduduki Gedung Putih, termasuk mengangkat tokoh penting, yang menjadi Kepala Staf Gedung Putih, Ramh Emmanuel, yang dulunya pernah menjadi serdadu Israel, yang ayahnya Ramh adalah seorang rabbi orthodok. Jadi dari mana kemungkinannya Obama akan mempunyai pendangan yang ‘familiar’ dengan dunia Islam.
Obama berkunjung ke Turki, dan bertemu dengan tokoh agama-agama dan para pemimpin Turki, tapi sebelumnya dia sudah memerintahkan semua anggaota Nato, terutama negara-negara Uni Eropa untuk mngirimkan lebih banyak lagi tentara ke Afghanistan, yang tujuannya untuk menciptakan perang di wilayah yang sudah porak-poranda.
Padahal, di Irak tentara AS masih terlibat perang dan operasi militer, yang melakukan penghancuran terhadap Irak. Maka, Obama yagn sekarang menjadi presiden AS itu, tak lebih adalah ‘teman sejati’ Israel, dan menjadi alat ‘proxy’ Israel dan partai Likud, yang sangat rasis dan anti Arab dan Islam. (m/jp).