Obama Pada Palestina, Gaya Lama Orang Baru

Bagaimana bisa rakyat Arab akan percaya kepada AS sementara AS secara terang-terangan terus mendukung Israel? Bahkan presiden AS sepandai Barack Obama pun tampaknya tidak akan pernah mendapatkan kepercayaan itu. Pekan ini, dia telah mengutus wakilnya, Joe Biden di Timur Tengah yang segera menyebabkan kecurigaan dan kecemasan di dunia Arab.

Biden berdiri menyeringai di samping Benjamin Netanyahu pada akhir pembicaraan mereka dan berjanji bahwa Washington berkomitmen untuk menjaga keamanan Israel. Dan Biden sama sekali tidak perlu repot mengatakan apapun tentang keamanan rakyat Palestina.

AS telah mengabaikan setengah abad penderitaan yang dialami oleh Palestina, namun AS masih menuntut perdamaian di wilayah ini. Kunjungan Biden ke Israel adalah pembukaan dari peluncuran pembangunan lebih 112 permukiman ilegal di Beitar Illit di Tepi Barat.

Israel tahu betul ini. Dengan terus membangun tidak hanya di Yerusalem Timur, di mana mereka telah menolak untuk melaksanakan moratorium, tetapi di Tepi Barat juga, maka mereka menciptakan keadaan yang akan menyebabkan Palestina yang sudah lemah di bawah kepemimpinan Mahmoud Abbas, untuk menarik kembali dari perundingan tidak langsung yang baru saja disahkan oleh Liga Arab.

Netanyahu mewakili garis keras Zionis yang takut tantangan perdamaian karena mereka telah makmur begitu banyak di bawah perlindungan AS selama bertahun-tahun. Dan Obama mungkin telah tulus tahun lalu ketika ia berbicara di Kairo, tetapi apa pun alasannya, Obama telah mampu menggunakan kekuasaan keuangan AS untuk memudahkan Israel.

Akibatnya, meskipun penyelesaian Palestina adalah kunci akhir dari begitu banyak penyakit yang menimpa Timur Tengah, ia telah menyerahkannya kepada Israel tanpa syarat. Jadi sementara Netanyahu dengan hangat menjabat tangan Biden, Obama menginjak kakinya pula pada waktu yang sama. Dan terus-terang, ini sebuah lagu dengan penyanyi yang baru. (sa/arabnews)