Presiden Barack Obama, menyatakan secara resmi dukungan AS berdirinya negara Palestina di masa depan berdasarkan perbatasan sebelum perang Timur Tengah 1967, Kamis.
Amerika Serikat resmi mendukung solusi dua-negara dalam konflik Israel-Palestina berdasarkan perbatasan di tempat sebelum perang 44 tahun yang lalu. Di mana Israel merebut Tepi Barat, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan dan Semenanjung Sinai .
Dalam pidatonya, Obama menjadi presiden pertama AS yang secara resmi mendukung kebijakan itu. Tetapi, Obama juga mengakui perlunya modifikasi melalui proses negosiasi, karena kondisi di lapangan yang pasti akan menimbulkan penolakan dari kalangan Israel.
"Amerika Serikat percaya bahwa perundingan harus menghasilkan dua negara. Dengan perbatasan Palestina dengan Israel yang permanen, termasuk dengan Yordania, dan Mesir, serta perbatasan Israel dengan Palestina yang juga bersifat permanen," kata Obama dalam akhir pidatonya selama 45 menit, menanggapi perubahan besar di dunia Arab, Timur Tengah dan Afrika Utara.
"Kami percaya bahwa perbatasan Israel dan Palestina harus didasarkan pada tapal batas sebelum perang tahun 1967", ujarnya.
Obama menyatakan komitmen AS untuk keamanan Israel dan mengatakan "setiap negara memiliki hak untuk membela diri, dan Israel harus mampu mempertahankan dirinya – terhadap ancaman apapun", tambahnya.
Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Obama mengatakan bahwa "dasar bagi negosiasi akan melihat pada perbatasan tahun 1967, mengakui bahwa kondisi di lapangan telah berubah dan perlu untuk mengakomodasi kepentingan kedua belah pihak", tegas Obama.
Tetapi, apakah pernyataann Obama dalam pidatonya itu, serius atau hanya sebuah "trik"politik yang ingin mendapatkan simpati di dunia Arab? (mh/cnn)