Obama : Kepemimpinan Barat Meninggikan Martabat Manusia

Entah apa yang ada dalam pikiran Presiden Amerika Barack Obama yang sedang melakukan lawatan ke beberapa negara Uni Eropa?

Di mana sampai-sampai Presiden Amerika itu, mengatakan, bahwa kepemimpinan Amerika dan Inggris, bagi dunia menjadi faktor yang "Penting untuk menjaga martabat manusia," kata  Obama Rabu. Pidato di depan Parlemen gabungan Inggris yang penuh retorika itu, Obama mengatakan, bahwa nilai-nilai kebebasan dan termasuk adanya pasar bebas, yang akan menjaga dan meninggikan martabat manusia, ujar Obama.

"Kita harus bertindak, dan memimpin, dengan percaya diri dalam cita-cita kita, dan iman, serta harus tetap kokoh di dalam karakter bangsa kita," kata Obama. Ia berpendapat bahwa "kerinduan untuk kebebasan dan martabat manusia" adalah "universal, dan berdetak dalam setiap hati."

Lalu, Obama menyitir terjadinya "Revolusi"  terhadap rezim di Timur Tengah, yang dia samakan dengan jatuhnya komunisme di Eropa Timur, pemerintahan minoritas kulit putih di Afrika Selatan, dan kediktatoran di Amerika Latin dan Asia Tenggara. Pemimpin Amerika itu, mengatakan mereka yang sekarang berjuang ini mencerminkan "kerinduan untuk kebebasan yang sama seperti yang terjadi di negeri kita ", tambahnya.

Soal Timur Tengah

Ia juga berpendapat bahwa kebangkitan Cina, India dan Brasil terkait dengan penerimaan mereka terhadap pasar bebas pada model Inggris dan Amerika. Naiknya mereka tidak berarti bahwa kepemimpinan Barat menurun, ia menegaskan, "Sekarang waktunya untuk kepemimpinan kita", tegasnya.

Anggota parlemen Inggris menyambutnya dengan tepuk tangan sambil berdiri. Applaus dan bertepuk tangan ini sebagai penghargaan terhadap diri Obama, yang riwayat hidupnya dari anak seorang juru masak Kenya dalam tentara Inggris yang telah menjadi presiden Amerika Serikat. Kunjungan dua hari ke Inggris dan pidato Obama di Parlemen itu, dicampur antara kemegahan dan politik, serta menggambarkan "kuasi" kekuatan konservatif dunia, yang sekarang terus mengangkangi "jajahan" mereka di seluruh dunia, termasuk dunia Islam.

Ratu Elizabeth II menjadi tuan rumah saat jamuan makan kenegaraan untuk Obama dan Michele Selasa malam. Di mana ia mengenakan dasi kupu-kupu putih, sementara David Cameron menggulung kemeja, sambil menyantap burger dan sosis, yang berlangsung di taman  Downing Street 10.

Presiden Amerika Barack Obama dan Perdana Menteri David Cameron, melakukan pertemuan saat situasi di Libya semakin panas, dan dalam penampilan bersama Rabu, kedua pemimpin Barat mengatakan bahwa "pada akhirnya" pemimpin Libya akan pergi.

Obama dan Michele hari Selasa, merupakan wanita pertama mengunjungi Istana Buckingham dan mengunjungi Westminster Abbey. Di mana orang banyak yang telah berkumpul di sepanjang jalan di luar bersorak saat kedatangan mereka.

Cameron berbicara  tentang kedekatan kedua negara. Malam sebelum kunjungan Obama resmi dimulai, menegaskan  hubungan kedua negara yang dinilai sangat "penting" dan mengatakan ada "kedekatan pandangan yang luar biasa" antara Downing Street 10 dan Gedung Putih.

Memang, tidak diragukan lagi, bahwa antara Inggris dan Amerika dua "negara koloni", yang sejarahnya penduduk Amerika itu, tak lain adalah imigran dari Inggris, yang kebanyakan mereka terdiri para "buangan" yang kemudian membangun Amerika.

Dalam kebijakan "perang" antara Inggris dan Amerika selalu seiring. Sejak zaman Margareth Tatcher yang menjadi perdana menteri Inggris dengan Presiden Ronald Reagan, saat menggebuk Libya, dilanjutkan Tony Blair dengan Bush yang menyerang Irak dan Afghanistan. Sekarang dilanjutkan oleh David Cameron dan Obama. Mereka adalah imperialis yang akan terus menjajah.

Barat telah bangkrut ekonominya. Resesi yang melanda Amerika, kini menjamah sampai ke Uni Eropa. Amerika terperosok ke dalam kubangan utang, yang jumlahnya mencapai $ 14,7 triliun dolar. Amerika juga mengalami defisit anggaran yang setiap tahun terus meningkat, sekarang mengalami defisit $ 1,7 triliun. Krisis ekonomi ini ikut menennggelamkan Uni Eropa, seperti Yunani, Irlandia, Spanyol, dan terus menjalar ke Eropa Timur yang sekarang bergabung dengan Uni Eropa.

Puja-puji terhadap imperium Barat sudah berakhir. Saatnya, negara-negara dunia Ketiga bangun. (mh/cnn)