Presiden AS Barack Obama selenggarakan iftar (Buka puasa) di Gedung Putih untuk merayakan bulan suci Ramadhan, menghormati Muslim Amerika atas kontribusi mereka dalam membantu membangun negara dan ia mengatakan Islam telah memberikan kontribusi dalam pembentukan karakter Amerika.
“Sebagaimana Al Qur’an mengajarkan, siapapun yang memiliki kebaikan walau hanya seberat atom pasti akan melihat hasilnya,” kata Obama dalam sambutannya sebelum berbuka puasa.
“Muslim Amerika dan perbuatan baiknya telah membantu untuk membangun bangsa kita, dan kita telah melihat hasilnya,” tambahnya.
Obama, yang telah menyelenggarakan lima kali acara berbuka puasa sepanjang menjadi Presiden AS, mengatakan bahwa peristiwa ini sebagai simbolis merayakan keberagaman dalam negara.
Ramadan adalah “waktu untuk refleksi, kesempatan untuk menunjukkan ketaqwaan kepada Tuhan melalui sholat dan puasa, tetapi juga waktu untuk kedekatan keluarga dan teman-teman untuk datang bersama-sama”, Ujar Obama di pertemuan itu.
“Kami telah melihat hasil pada generasi imigran Muslim – mereka , petani dan pekerja pabrik, membantu untuk meletakkan rel kereta api dan membangun kota-kota kami,” katanya.
Acara buka puasa di gedung putih adalah sebuah tradisi tahunan yang dimulai saat Presiden Clinton dan dilanjutkan oleh Presiden George W. Bush hingga Obama.
Tamu undangan termasuk pejabat terpilih, pemimpin agama dan pemimpin akar rumput dalam komunitas Muslim Amerika, dan pemimpin berbagai agama dan para diplomat asing..
Obama mendesak Muslim Amerika untuk berkontribusi dalam membangun hubungan ekonomi yang lebih baik dengan Timur Tengah, berfokus pada kewirausahaan .
“Setiap hari, Muslim Amerika membantu untuk membentuk cara kita berpikir dan cara kita bekerja dan cara kita melakukan bisnis,” katanya.
“Dan itulah semangat yang kita rayakan malam ini – para pemimpi, pencipta ide-ide yang sedang merintis industri baru, menciptakan lapangan kerja baru dan melepaskan peluang baru bagi kita semua.”
“Dan tentu saja, ini bukan hanya Impian Amerika, melainkan aspirasi setiap orang di seluruh dunia. Ini adalah keinginan dasar manusia untuk kemajuan, untuk menemukan martabat yang berasal dari kerja, untuk memberikan anak-anak kita sesuatu yang lebih baik. ” (OI.Net/Dz)