Asosiasi Persatuan Mahasiswa Islam di Eropa mengingatkan Presiden AS Barack Obama untuk menghentikan penindasan AS di negeri-negeri Muslim dan tidak lagi memberikan dukungan pada sekutu serta pemimpin diktator di negeri-negeri Muslim.
Peringatan tersebut disampaikan dalam surat resmi yang dikirimkan asosiasi tersebut pada Obama, tertanggal 28 Maret 2011.
Dalam surat yang dipublikasikan kantor berita semi resmi di Iran, Fars, Asosiasi Mahasiswa yang mewakili para pemuda Iran pascarevolusi, menyatakan bahwa perlawanan rakyat di negeri-negeri Muslim, yang terinspirasi oleh Revolusi Islam Iran, sedang menyebar ke seluruh dunia dan dunia ini bukan lagi "arena bermain" bagi AS.
"Tidak seperti di masa lalu, dunia ini bukan lagi menjadi arena bermain Anda (AS), dimana Anda membuat peraturan dan memaksakan peraturan itu ke negeri-negeri yang Anda jajah, untuk menentukan nasib negeri tersebut. Bangsa-bangsa di dunia sudah bersumpah dan bertekad untuk menentukan nasib mereka sendiri, dengan menumbangkan dan mengusir pasukan Barat yang menempatkan para diktator dan pemimpin boneka," demikian bagian isi surat tersebut.
Disebutkan pula bahwa negeri-negeri muslim dan anak-anak mudanya sudah merasa muak dengan sistem dominansi yang diterapkan AS, dan berbagai kejahatan kemanusiaan yang dilakukan AS di berbagai belahan negara, mulai dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, pembantaian rakyat di Vietnam sampai penggulingan pemimpin-pemimpin negara yang terpilih secara demokratis. Termasuk kejahatan AS dibalik kampanye "Perang melawan teror" yang justru mengalirkan uang triliunan dollar ke kantong perusahaan-perusahaan produsen senjata serta menimbulkan korban jiwa di kalangan anak-anak dan perempuan di Irak dan Afghanistan, yang jumlahnya tak terhitung.
Dalam suratnya, Asosiasi Persatuan Mahasiswa Islam di Eropa juga mengecam dukungan pemerintah AS terhadap Zionis Israel, mantan presiden Mesir Husni Mubarak dan Presiden Palestina Mahmud Abbas, dalam agresi dan blokade Israel atas wilayah Gaza. Mereka juga mengkritik AS yang masih saja berstandar ganda dalam kebijakan-kebijakan luar negerinya, terutama di negeri-negeri Muslim.
"Dunia menyaksikan bagaimana pemimpin diktator Bahrain–sekutu dekat AS–membantai rakyatnya di depan mata Armada kelima Angkatan Laut AS yang berbasis di Bahrain. Di saat yang sama, semua orang dengan jelas menyaksikan, bagaimana AS memberikan perlindungan dan dukungan pada para raja dan diktator di Timur Tengah dan Afrika Utara, seperti raja Arab Saudi, pemimpin Yordania, Maroko, Yaman dan Bahrain, serta pemimpin zalim lainnya di kawasan Teluk," tulis Asosiasi itu.
Asosiasi Persatuan Mahasiswa Islam di Eropa dalam suratnya mendesak Presiden AS Barack Obama untuk segera melakukan perubahan yang fundamental terhadap kebijakan hegemoni yang diterapkan AS di berbagai belahan negeri Muslim.
"Jika tidak ada perubahan yang fundamental pada sikap Anda (AS), Anda juga akan diadili oleh pengadilan hati nurani rakyat yang terjajah, di seluruh dunia," tegas mereka. (ln/IE/Fars)