Obama: Antara Jerman dan Amerika

Jerman, seperti negara Eropa lainnya yang menjalankan sistem kapitalis, mengalami krisis ekonomi yang tak kalah mengerikannya dengan negara-negara sekutunya, AS dan Eropa. Ekspor terpuruk, dan perkembangan pun relatif tak ada. Remaja pengangguran terserak di mana-mana, terutama bagian Timur.

Anehnya, hanya sedikit sekali orang Jerman yang menyalahkan AS, tidak seperti negara-negara lainnya yang memang benar-benar menjadikan AS sebagai biang krisis multidimensional. Ini mungkin karena karisma Barack Obama. Pemujaan terhadap presiden AS itu tampak dimana-mana.

Sementara di AS sendiri, rakyat di negeri itu tengah banyak memprotes Obama. Ribuan orang dalam acara pesta teh pekan lalu terang-terangan mengkritik kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh Obama. Salah satu poster para pendemo berbunyi, "Pajak orang Amerika hanya untuk Yahudi." Yang lain bahkan menyoraki Obama sebagai "wajah baru Hitler."

Beberapa bulan ini, senjata pribadi menjadi salah satu barang yang paling banyak dibeli oleh rakyat AS. Rakyat AS berkilah, senjata yang mereka miliki dipakai untuk melindungi diri jika suatu waktu terjadi penjarahan, dan lebih hebatnya lagi, kekacauan akibat resesi yang berkepanjangan. Protes keras datang terutama dari orang-orang Republik yang memang dikalahkan Obama dalam pemilihan presiden AS.

Rakyat AS sebenarnya berada dalam dua kekecewaan besar. Pertama, ketika George Bush meninggalkan kursi kepresidenan, Bush telah menstigma 9/11 menjadi masalah besar AS yang tak tentu arahnya dan hanya meningkatkan perang, dan kedua ketika Obama naik menjadi presiden, Obama menjadikan momen 9/14, hari dimana Lehman Brothers kolaps, sebagai janji untuk fundamental pasar bebas dan menyulapnya menjadi surga bagi para pekerja.

Kedua hal itu sama-sama tak didapatkan oleh rakyat Amerika, ternyata. Bush menjalankan perang dengan cara yang irasional, dan Obama, seperti pendahulunya, menjalankan ekonomi AS dengan penuh spekulasi. Suka atau tidak, bailout dan paket stimulus Obama telah menjadi senjata pemusnah massal.

JIka kondisi ekonomi AS terus dibiarkan seperti ini, maka semua hal yang tersisa di AS akan berubah menjadi abu dan anak-anak AS di masa depan hidup dengan utang luar negeri. AS telah terpecah menjadi dua. Orang AS, niscaya lebih menginginkan jalan-jalan ke Berlin, Jerman karena di sana sedikit sekali yang mengkritik Obama. (sa/bbc)