Umat Islam di seluruh dunia bersuka cita menyambut datangnya bulan suci Ramdhan yang tinggal sepekan lagi. Tak terkecuali bagi warga Muslim Perancis. Di kalangan mereka, ada kebiasaan untuk membuat kalender Ramadhan yang tidak hanya berisi jadwal imsakiyaah, tapi juga aktivitas selama bulan Ramadhan. Dan di negeri itu, kalender Ramadhan ternyata sangat berarti bagi warga Muslim.
Ketua Union of the French Islamic Organization (UOIF) Lhaj Thami Breze mengatakan, kalender Ramadhan sangat membantu memfokuskan semua kegiatan organisasi yang dipimpinnya dan untuk membangkitkan dukungan dari generasi kedua dan ketiga Muslim di negara yang dikenal dengan Menara Eiffel-nya itu.
"Kalender Ramadhan sangat penting bagi warga Muslim di daerah pedalaman dan daerah yang jauh dari perkotaan. Karena mereka benar-benar bergantung pada kalender itu untuk mengetahui waktu berbuka dan waktu imsak," ujar Breze.
Saat ini, UOIF sudah menyebarkan sekitar 200.000 ribu eksemplar kalender Ramadhan ke pelosok Perancis, sebagai panduan bagi warga Muslim.
Bagi warga Muslim yang punya bisnis, kalender Ramadhan bisa menjadi media untuk mulai mempromosikan produk-produk mereka. Organisasi Muslim Turki Mili Gurus, misalnya, sudah menyiapkan kalender Ramadjan bergambar kota Makkah dan Madinah serta nama-nama pengusaha Turki yang tercantum di kalender tersebut. Hal serupa dilakukan oleh mereka yang membuka usaha mulai dari barang-barang elektronik sampai salon kecantikan.
Jadwal Ramadhan bagi warga Muslim Perancis juga menjadi semacam medium nostalgia. Kepala Masjid Al-Da’wa di Paris, Al-Arabi Kachat mengatakan, kalender Ramadhan memiliki arti penting bagi warga Muslim di Perancis dan seluruh negara Barat.
"Kalender itu bukan semata-mata untuk mengetahui waktu, tapi ini adalah salah satu cara untuk mengekspresikan identitas kebudayaan umat Islam dan menjadi tradisi yang cukup baik, yang sudah diturunkan dari generasi ke generasi," papar Kachat.
Kalender-kalender Ramadhan yang beredar di Perancis menggunakan bermacam-macam bahasa dan disebarluaskan melalui masjid-masjid, toko dan wilayah-wilayah yang banyak warga Muslimnya.
Di jalan Strasbourg Saint Denis, Paris, kalender Ramadhan dicetak dalam bahas Urdu, Turki dan Arab. Kalender itu dibagi-bagikan ke komunitas Pakistan, Turki dan para imigran asal Maroko.
"Kalender dan juga Al-Quran, selalu ada di kantong saya. Setiap saya melihat kalende Ramadhan di toko-toko, saya merasakan semilir angin bulan suci di udara," kata Yeldez, seorang Muslim Turki.
Di Perancis terdapat sekitar 5-6 juta warga Muslim yang menjadikan Perancis sebagai negara Eropa yang paling banyak warga Muslimnya. (ln/iol)