Non Muslim di Malawi Lebih Suka Makanan Halal

Makanan-makanan halal kini bukan lagi dominansi umat Islam tapi kalangan non Muslim juga ternyata lebih cenderung memilih makanan berlabel halal.

Ini terjadi di Malawi, sebuah negara kecil di selatan Afrika. Warga non Muslim di wilayah ini lebih percaya dengan produk-produk makanan, khususnya daging potong, yang sudah mendapatkan sertifikasi halal dari badan nasional makanan halal di negeri itu.

"Lebih aman makan produk-produk daging bersertifikat halal. Setidaknya anda yakin bahwa mereka tidak asal ‘comot’ hewan ternak yang sakit untuk dipotong," kata Clement Chinoko, seorang warga Malawi penganut Protestan.

Di Malawi, hampir di setiap masjid dibentuk sebuah komite yang mengawasi proses pemotongan hewan ternak, apakah sudah sesuai dengan syariah Islam. Komite-komite ini dalam melaksanakan tugasnya, bekerjasama dengan para pemimpin lokal untuk memastikan bahwa aturan-aturan sudahdilaksanakan oleh para pelaku bisnis di bidang makanan.

"Sisi baiknya adalah, bahkan konsumen non Muslim sekarang sadar perlunya membeli makanan dari tempat penjualan makanan halal," kata Maulana Lehman.

"Kebanyakan dari mereka sepakat bahwa produk-produk daging yang dibeli dari outlet-outlet yang sudah mendapatkan sertifikasi halal, lebih aman karena kebanyakan dari mereka sudah memenuhi persyaratan terkait dengan kesehatan hewan yang dagingnya mereka jual," sambungnya.

Cornelius Kachenjera, warga non Muslim dan dibesarkan di lingkungan yang mayoritas penduduknya Muslim di kawasan Chiradzulu juga mengaku lebih memilihn mengkonsumsi produk daging bersertifikasi halal.

"Di samping yakin akan kesehatan hewan dari berbagai penyakit. Saya lebih suka mengkonsumsi produk daging halal karena banyak saudara-saudara saya yang Muslim. Saya tidak ingin merusak keyakinan mereka dengan memberikan makanan-makanan yang dilarang oleh agama mereka," katanya.

Pernyataan Kachenjera dikuatkan oleh Lehman. "Sejumlah non Muslim merasa bersalah ketika teman-teman yang Muslim menolak makan di rumah mereka. Oleh sebab itu mereka harus membeli makanan halal dari toko-toko yang tepat atau memastikan bahwa hewan bersangkutan di potong sesuai cara yang benar," imbuhnya.

Menurut perkiraan pemerintah Malawi, jumlah warga Muslim di negeri itu meliputi 12 persen dari 12 juta jumlah penduduk. Sementara Muslim Association of Malawi (MAM) mempekirakan jumlah warga Muslim sekitar 36 persen dari seluruh populasi.

Pengawasan Ketat

Departemen Halal MAM terus melakukan pengawasan agar warga Muslim tidak mengkonsumsi makanan dari restoran, tempat pemotongan hewan dan toko-toko retail yang belum memiliki sertifikasihalal.

"Kami mengambil langkah-langkah drastis yang mungkin dilakukan untuk memastikan bahwa warga Muslim tidak makan makanan yang tidak halal,karena ada tendensi yang tidak sehat di kalangan pengusaha," kata Syaikh Salim Chikwatu,kordinator departemen Halal MAM pada Islamonline.

"Sementara para pengusaha yang jujur mulai sadar menyediakan makanan yang halal dan permintaan yang tinggi atas makanan-makanan halal ini menjadi peluang untuk meningkatkan keuntungan dan melancarkan cash-flow mereka," tambah Syaikh Chikwatu.

Menurutnya, departemen halal MAM sudah memberikan sertifikasi halal bagi peternak unggas dan ternak, termasuk pada lebih dari 50 outlet pengolahan daging dan restoran.

"Kami juga mempekerjakan supervisor Muslim di peternakan, tempat pengolahan daging dan restoran-restoran untuk memantau mulai dari tahap pemotongan sampai tahap penjualan. Kami melakukan ini untuk menjamin bahwa standar-standar Islami terpenuhi," jelasnya. (ln/iol)