Ketika bank-bank konvensional terlilit masalah akibat krisis keuangan, Islamic Bank of Britain (IBB) malah kebanjiran nasabah. Menurut IBB, sejak krisis keuangan melanda industri perbankan konvensional, jumlah nasabah IBB meningkat sebesar lima persen, termasuk nasabah sektor pembiyaan yang naik menjadi 13 persen. Di antara nasabah-nasabah baru itu, banyak nasabah non-Muslim.
Direktur Komersil IBB, Sultan Choudhury mengatakan, orang kini beralih ke bank Islami karena bank-bank berbasis Islam memiliki perlindungan yang lebih baik dari pengaruh kredit macet yang saat ini menimpa bank-bank konvensional. IBB, tambah Choudhury, tidak mengambil pinjaman berbasis bunga dari bank-bank lain dan memiliki investasi-investasi berbasis aset yang kualitasnya tinggi.
"Itu artinya, bank bersangkutan menghindari kemungkinan terjadinya ketidakstabilan seperti yang dialami bank-bank besar sekarang ini," ujar Choudhury.
Ia menambahkan, para nasabah bank kini mencari institusi keuangan yang menjadi keamanan uang mereka dan pilihan mereka sekarang adalah bank-bank berbasis Islam. Tak heran jika jumlah nasabah IBB belakangan ini meningkat, termasuk nasabah dari kalangan non-Muslim.
Nasabah non-Muslim beralih ke IBB, karena bank-bank konvensional tidak memberikan peluang atas pinjaman untuk pembiayaan perumahan selama krisis terjadi. Dan IBB akan meluncurkan skema pinjaman untuk pembelian ruman berdasarkan prinsip-prinsip pembiyaan Islami.
Selain itu, kata Choudhury, nasabah non-Muslim meyakini bahwa bank-bank berbasis Islam menawarkan konsep berbisnis yang lebih etis. "Investasi bisnis berbasis syariah, melarang investasi di sektor-sektir bisnis yang dianggap melanggar hukum. Misalnya investasi di perusahaan yang berhubungan dengan perjudian, pornografi, rokok dan komoditas lainnya yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam," jelas Choudhury. (ln/iol)