Cermat dan Penuh Perhitungan
Setelah menelaah, insinyur IDF itu menarik lagi penilaian atas terowongan Hamas yang sempat dia sangkat sebagai infrastruktur primitif.
Jauh dari itu, terowongan Hamas adalah infrastruktur canggih yang memang dibangun secara cermat dan penuh perhitungan.
“Saya pikir ini (terowongan) akan menjadi (infrastruktur) sedikit lebih primitif, tapi ini (ternyata) benar-benar canggih,” tambah petugas itu.
Jalur Gaza telah lama dikenal sebagai tuan rumah jaringan bawah tanah yang luas, bahkan sejak masa pendudukan Israel selama hampir empat dekade.
Ketika Hamas mengambil alih wilayah tersebut pada tahun 2007 setelah penarikan pasukan IDF dan perselisihan berdarah dengan faksi Fatah pimpinan Otoritas Nasional Palestina yang berbasis di Tepi Barat di tengah pemilu, jaringan terowongan ini berkembang secara signifikan.
“Itu adalah lifeline (jalur hidup/penyelamat) ,” kata petugas IDF terkait penilaiannya soal peran terowongan bagi Hamas.
“Ketika Israel menguasai Jalur Gaza, kami melakukan operasi (militer) terhadap para penyelundup (barang-barang) di terowongan ini. Dan itu (barang selundupan) bukan hanya barang-barang militer, juga barang-barang sipil, tetapi sebagian besar adalah barang-barang militer. Dan setelah Israel pergi, barang-barang itu semakin menjadi sumber kehidupan mereka,” kata insinyur tersebut.
Saat ini, kata perwira IDF, terowongan merupakan “aset utama” Hamas dan terus menjadi tantangan bagi upaya Israel untuk memberikan kekalahan telak kepada kelompok tersebut dalam perang paling mematikan yang pernah terjadi dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama 75 tahun.
Perwira IDF menjelaskan kalau terowongan-terowongan yang telah ditemukan oleh pasukan Israel dalam “ratusan lubang”, seringkali memiliki banyak tujuan, dengan beberapa rute digunakan untuk sarana pertahanan dan ofensif, dan rute lainnya digunakan untuk menyelundupkan senjata dan barang-barang lainnya.
Faksi Palestina lainnya di Gaza, seperti Jihad Islam dan Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina, juga menggunakan perang terowongan dalam operasi melawan pasukan Israel.
Meskipun terkadang terdapat perbedaan ideologi, banyak kelompok bersenjata di Gaza yang secara terbuka berkoordinasi dalam operasi dan bahkan penyanderaan, beberapa di antara sandera menceritakan pernah ditawan di terowongan sebelum mereka dibebaskan. (Sumber: Tribunnews)