Ada sejumlah orang yang sangat fanatik. Tapi kami netral, tidak melihat pada masalah-masalah seperti itu. Kami tidak membedakan antara Syiah dan Sunni…” dengan ungkapan seperti ini Ali Al-Kilabi, seorang syiah Irak mengaku berbahagia menyerahkan mahar pernikahan sebesar 1.500 dolar kepada isterinya yang berasal dari kalangan Sunni Irak, dua bulan lalu.
Peristiwa ini menjadi sorotan mengingat terjadinya peristiwa konflik berdarah antara Sunni dan Syiah di Irak. Sebelumnya Presiden Irak Thariq Hashemi mengatakan telah membolehkan pernikahan lintas sekte dengan tujuan untuk memecah permusuhan antar sekte dan lebih mengedepankan perdamaian bagi warga Irak.
Hashemi dalam sebuah pesta di Baghdad memunculkan ide pernikahan lintas sekte Sunni, Syiah dan Kurdi itu dengan menganjurkan para pemuda untuk melakukannya. “Saat ini ada program baru yang bertujuan untuk meredakan pertikaian antar sekte. Akan ada hadiah khusus kepada siapa saja yang bisa melakukan pernikahan lintas sekte. Menikahlah karena pasangan kita adalah rakyat Irak, bukan karena dia Sunni, atau Syiah atau Kurdi, ” ujarnya.
Dalam acara pesta itu, Hashemi memberikan hadiah kepada 250 orang mempelai pria dan wanita lintas sekte, di mana masing-masing mendapat uang sebesar 1.500 dollar.
Ali Al-Kelabi (25), mengomentari hal ini dengan mengatakan, “Saya tidak berdebat dengan isteri saya karena alasan kami dari dua sekte yang berbeda. Kami tidak menyukai orang yang sangat sensitif dalam masalah itu. ”
Pernikahan di Irak, tidak hanya terjadi lintas sekte tapi juga lintas suku. Ada Ummu Fuad yang berasal dari suku Kurdi, menikah dengan seorang Arab Sunni satu tahun lalu. Dan kedua pasangan itu juga mendapat bantuan pemerintah berupa tanggungan biaya kesehatan di rumah sakit karena saat ini, sang isteri sedang akan melakukan persalinan anaknya yang pertama. (na-str/iol)