“Untuk pertama kalinya di dunia, drone digunakan sebagai elemen utama dalam serangan udara selama Operasi Spring Shield Turki,” kata Bahri Mert Demirel.
Perlu diketahui, Turki mulai mengerahkan drone secara besar-besaran ke Idlib setelah 34 prajurit mereka syahid dalam serangan udara besar-besaran yang dilancarkan pasukan rezim Suriah, pimpinan Presiden Bashar al-Assad pada akhir Februari 2020.
Presiden Recep Tayyip Erdogan begitu marah dengan gugurnya 34 prajuritnya itu. Karena memang prajurit Turki ditempatkan di Idlib untuk melindungi penduduk sipil dan kelompok kontra teroris.
Hal itu telah sesuai dengan kesepakatan yang dibuat pada 2018 dengan Rusia. Dan Suriah menyerang militer Turki di zona de-eskalasi Idlib tepat di seberang perbatasan selatan Turki.
Demmirel menuturkan, sebenarnya penggunaan drone dalam perang adalah untuk dukungan udara jarak dekat saja. Selain dapat juga digunakan dalam mensukseskan operasi intelijen.
Namun, hal sebaliknya terjadi ketika Turki menggempur Idlib. Selama Operasi Spring Shield berlangsung, Turki telah berhasil menghancurkan pasukan Suriah rezim Assad yang didukung Rusia.
“Selama Operasi Spring Shield, Ankara telah mengerahkan baik Bayraktar TB2 dan Anka model UAV,” ujarnya.
Cara perang baru yang dilancarkan Tukir ke Idlib bisa dibilang berhasil dan mujarab. Terbukti banyak sekali pusat kekuatan militer Suriah Asaad yang hancur. Bahkan beberapa jenderal perang Suriah tewas dirudal pakai drone.(vv)