Surat kabar “New York times” Amerika menyebutkan, walau demokrasi sudah dijalankan dan mayoritas rakyat Mesir sudah mendukung konstitusi dalam referendum saat ini, namun pertempuran konstitusi tidak akan menjadi fase akhir dari transisi yang terjadi di Mesir, dan front-front oposisi akan membukanya kembali dalam waktu dekat.
Surat kabar Amerika tersebut mengkritisi, Konstitusi baru Mesir tidak merinci jelas identitas Demokrasi untuk masa depan Mesir, dan banyak meninggalkan pertanyaan yang belum terjawab seperti pertanyaan tentang kebebasan rakyat sejak gerakan islam itu merebut kekuasaan.
Surat kabar itu menganggap bahwa cara konstitusi dapat menyebabkan ketegangan warga sipil yang lebih serius, dan yang mengkhawatirkan adalah dengan konstitusi tersebut pemerintahan Mesir tidak bisa menjamin atau menetapkan penghormatan terhadap demokrasi dan tidak meletakkan fungsi dan peran oposisi kepada kekuasaan, dan meninggalkan pintu terbuka untuk setiap pihak untuk unjuk rasa turun ke jalan dan melakukan kekerasan dalam menyatakan ketidak-setujuannya terhadap situasi politik.
Dan surat kabar tersebut juga mengungkapkan bahwa ia percaya negara-negara arab tetap mengamati dengan seksama apa yang terjadi di Mesir, dan kondisi tersebut merupakan dampak langsung dari arab Spring, dan langkah konstitusi tersebut akan sangat menentukan apakah mesir akan mencapai keselamatan atau malah tergelincir kedalam jurang dan tidak tahu bagaimana keluar dari hal itu. (hr)