Network Solutions Tutup Situs Promosi Film Anti-Islam Geert Wilders

Network Solutions-perusahaan penyedia jasa hosting internet yang berbasis di AS-mencabut situs yang mempromosikan film buatan anggota parlemen Belanda yang juga dikenal sebagai tokoh anti-Islam, Geert Wilders. Sebelumnya, Wilders menyatakan akan merilis filmnya yang berjudul "Fitna" di internet, setelah stasiun-stasiun televisi di Belanda menolak menayangkan film tersebut.

Meski belum diketahui seperti apa isi film Wilders, sejumlah kalangan termasuk para pejabat pemerintahan Belanda mengkhawatirkan film "Fitna" yang berdurasi 15 menit itu berisi penghinaan dan pelecehan Wilders terhadap Islam dan kitab suci al-Quran, mengingat sikap Wilders yang anti-Islam dan pernah menyebut al-Quran sebagai buku "fasis" dan menyamakan al-Quran dengan buku "Main Kampf" yang ditulis pinpinan Nazi, Adolf Hitler.

Sampai hari Minggu (23/3), di situs yang bersangkutan terlihat gambar depan al-Quran, dengan latar belakang warna hitam disertai tulisan "Coming Soon: Fitna." Pihak Network Solutions mengaku menerima banyak komplain atas situs tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya sedang meneliti apakah situs yang mempromosikan film "Fitna" memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

Perusahaan itu juga mengatakan, tidak akan membiarkan jika ada pihak yang menggunakan jasa hosting untuk memuat "material apapun yang isinya melanggar peraturan yang berlaku", seperti material yang berisi pelecehan, propaganda yang menyebarkan rasa kebencian, ancaman dan material yang dianggap membahayakan dan menjadi keberatan perusahaan penyedia jasa hosting tersebut.

Wilders, anggota parlemen dari kelompok sayap kiri Belanda tetap "ngotot" bahwa film yang dibuatnya tidak melanggar hukum dan menyatakan akan menyebarluaskan sendiri filmnya dalam bentuk DVD di Dam, alun-alun di Amsterdam.

Sementara itu, pada hari Sabtu kemarin, lebih dari 5.000 orang berkumpul di Dam, melakukan aksi protes terhadap film Wilders. Di tengah cuaca musim dingin, para pengunjuk rasa membentangkan spanduk-spanduk bertuliskan "Enough is Enough", "Stop Witch-Hunt against Muslim" dan "The Wilders West: Not Wanted."

Penggagas aksi protes Rene Danen menyatakan, untuk pertama kalinya dalam kurun waktu 10 tahun, ada aksi unjuk rasa besar anti-rasisme di Belanda. Menurutnya, film Wilders merupakan bukti yang nyata makin meningkatnya Islamofobia di Belanda. "Kita tidak bisa diam lebih lama lagi. Ada iklim kebencian dan ketakutan yang muncul di Belanda, " tukas Danen.

Peserta aksi protes lainnya, Rieke, 61, yang berprofesi sebagai guru seni di Amsterdam menilai pernyataan-pernyataan Wilders tentang al-Quran, memalukan. Selain menyebut al-Quran sebagai buku "fasis", Wilders juga pernah menyerukan agar al-Quran dilarang di Belanda dan mengajak setiap orang agar merobek-robek al-Quran.

"Akan menjadi contoh yang buruk bagi masyarakat, jika membiarkan seseorang bicara seenaknya, " tandas Rieke. (ln/aljz/iol)