Perdana Menteri Israel telah meminta Presiden AS Barack Obama untuk mengampuni seorang warga AS keturunan Israel, yang melakukan kegiatan mata-mata di AS untuk kepentingan Israel. Gedung Putih mengatakan hari Selasa, sedang mengkaji permintaan Binyamin Netanyahu.
Bahkan, Netanyahu tidak segan-segan untuk membarter Jonathan Polard dengan pembekuan pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat dan Jerusalem, asalkan Polard dibebaskan dari penjara di AS. Begitu pentingnya nilai Polard bagi Israel. Polard b berjasa membocorkan dokumen rahasia militer AS kepada pihak Israel.
Jonathan Pollard, mantan analis Angkatan Laut AS, sedang menjalani hukuman seumur hidup, sesudah membocorkan ribuan dokumen rahasia militer AS kepada pihak Israel, sejak tahun 1984, dan ditangkap Nopember 1985.
"Dua minggu yang lalu saya menerima surat Jonathan Pollard dari penjara, yang meminta saya untuk meminta secara terbuka – sebagai perdana menteri Israel, agar menekan Presiden Amerika Serikat untuk permintaan resmi pembebasannya , " kata Netanyahu parlemen, Selasa.
"Saya ingin Anda membaca surat yang saya kirimkan kepada Presiden Obama dalam hal kaitan dengan Jonathan", tambah Netanyahu.
"Presiden Mulia, atas nama warga Israel, saya menyampaikan kepada anda meminta pengampunan bagi Jonathan Pollard … Pada saat penangkapannya Jonathan bertindak sebagai agen pemerintah Israel, walaupun Israel tidak secara langsung menggunakan intelijennya melawan Amerika Serikat", ujar Netanyahu.
"Israel benar-benar tidak dapat menerima … Baik Pollard dan pemerintah Israel telah berulang kali menyatakan penyesalan mereka atas tindakan itu, dan Israel akan terus berkomitmen bahwa hal-hal seperti itu tidak pernah akan terjadi lagi."
Isu Pollard, seorang Yahudi kelahiran AS yang diberi kewarganegaraan Israel sementara, sekarang berada di penjara, selama ini telah menjadi duri dalam hubungan antara Israel dan sekutu utamanya, Washington.
Dia ditangkap agen federal, dan memicu krisis hubungan antara Israel dan AS, kemudian Israel menjanjikan untuk mengakhiri semua kegiatan mata-mata di tanah AS.
Tapi Israel mengatakan hukuman Pollard dan penolakan AS, dan melarang bepergian, serta hukumannya sangat berat, seumur hidup, dinilai terlalu berlebihan. Karena atas tindakannya bahwa ia memberikan informasi ke Israel.
Perdana Menteri Israel berulang kali mencoba, tetapi sia-sia, untuk membebaskan Pollard. Netanyahu bulan lalu mengumumkan niatnya membuat permohonan publik kepada Obama untuk pembebasan Pollard, dan Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan tanggapan yang menolak permintaan Netanyahu.
"Jika permintaan seperti itu secara resmi dibuat, jelas ada proses hukum yang akan dilakukan untuk mengevaluasi," kata Philip Crowley, jurubicara Departemen Luar Negeri AS, pada saat itu. Meskipun, Crowley tidak mengesampingkan kemungkinan pembahasan kembali kasus Pollard.
Keputusan Netanyahu untuk menarik publik untuk Obama datang setelah pertemuan dengan istri Pollard, Ester, di Yerusalem bulan lalu, di mana dia memberi Netanyahu surat dari suaminya.
Netanyahu pada saat itu mengatakan, keputusan akan "dibuat setelah serangkaian pembicaraan dan kontak antara perdana menteri dan wakilnya telah diadakan dengan pejabat senior pemerintah AS". (m/wstngp)