Netanyahu- Ehud Barak Akhirnya Berkoalisi

Benjamin Netanyahu, pimpinan Partai Likud yang bakal menjadi perdana menteri Israel yang baru, akhirnya mencapai kesepakatan koalisi dengan Ehud Barak, pimpinan Partai Buruh yang sekarang menjabat sebagai menteri pertahanan Israel.

Koalisi itu tercapai setelah keduabelah pihak melakukan pembicaraan selama dua hari. Barak bersedia berkoalisi dengan Netanyahu, meski banyak pihak di partainya yang tidak setuju dengan koalisi tersebut.

Laporan reporter Aljazeera menyebutkan, koalisi Barak dengan Netanyahu ini kemungkinan besar akan menimbulkan kegoncangan di tubuh partai Buruh yang beranggotakan 1.500 orang. Hari ini, anggota partai Buruh akan melakukan voting atas kesepakatan koalisi Barak dengan Netanyahu.

Anggota partai Buruh menolak koalisi dengan Likud karena agenda-agenda partai Likud yang menolak bernegosiasi dengan Palestina dan komitmen yang pernah dibuat oleh Ehud Barak sendiri untuk menjadi oposisi jika Partai Buruh mendapatkan kurang dari 20 kursi di parlemen Israel atau Knesset. Dan dalam pemilu tanggal 10 Februari kemarin, Partai Buruh hanya mendapatkan 13 kursi.

Tapi jika koalisi disepakati, menurut laporan Radio Israel, Netanyahu akan memberikan lima jabatan menteri untuk Partai Buruh dan Barak akan tetap menempati posnya sebagai menteri pertahanan. Dengan dukungan dari Partai Buruh, Netanyahu akan menguasai 66 kursi dari 120 kursi di parlemen.

Sebelumnya, Netanyahu juga berhasil membentuk aliansi dengan Partai Yisrael Beitenu pimpinan Avigdor Liebermen yang bakal diberi jatah menteri luar negeri dan Partai Shas, partai Yahudi ortodoks. Aliansi ini menjadi aliansi garis keras karena tokoh-tokohnya dikenal anti-perdamaian dengan Palestina.

Tapi Netanyahu berusaha untuk menghindari pandangan bahwa ia membentuk koalisi sayap kiri yang akan berbenturan dengan pemerintahan AS dibawah pimpinan Barack Obama, terutama terkait isu-isu Palestina. Netanyahu juga berjanji akan melanjutkan negosiasi dengan Palestina. Mungkinkah? atau itu cuma akal bulus Netanyahu untuk melicinkan jalannya menjadi perdana menteri Israel yang baru. (ln/aljz)