“Tahap pertama termasuk sistem produksi gas alam yang akan dibangun di dasar laut,” katanya, seraya menambahkan bahwa tahap kedua akan melihat peluncuran fasilitas yang akan memproses gas alam di darat dan membuatnya siap untuk digunakan.
“Tahap ketiga adalah jaringan pipa yang akan menghubungkan sistem di laut dengan fasilitas di darat,” terang Erdogan.
Tahun lalu, Kapal bor nasional pertama Turki Fatih menemukan 405 miliar meter kubik (bcm) gas alam, itu menjadi penemuan terbesar Turki dalam sejarahnya dan penemuan gas lepas pantai terbesar di seluruh dunia pada tahun 2020 di sumur Tuna-1 yang terletak sekitar 170 kilometer di lepas pantai Zonguldak Turki.
Fatih mengebor sumur uji Turkali-1 dan Turkali-2 setelah penemuan besar bersama dengan sumur Amasra-1.
Produksi gas pertama dari Lapangan Gas Sakarya direncanakan pada tahun 2023.
Sekitar 155 kilometer (96 mil) pipa akan dibangun dari bawah laut ke Filyos di darat di Zonguldak, sebuah kota pelabuhan di Laut Hitam.
Sebagai negara yang bergantung pada impor, Turki mengimpor 48 miliar meter kubik gas alam tahun lalu dengan pertumbuhan 6,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Produksi gas alam Turki mencapai 441 juta meter kubik pada tahun 2020, menurut data Otoritas Pengatur Pasar Energi Turki.
Menyoroti bahwa pelabuhan yang baru diresmikan, yang terdaftar di antara tujuan negara 2023, adalah salah satu infrastruktur penting yang akan membawa Turki di antara 10 ekonomi teratas dunia, Erdogan mengatakan pelabuhan akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ekspor negara dengan kapasitas tahunan 25 juta ton.
“Kami mulai melihat sinyal untuk mencapai angka ekspor 200 miliar dolar AS pada akhir tahun,” ujarnya. (RMOL)