Menlu AS Condoleezza Rice berhasil membujuk sejumlah negara Teluk untuk memberikan dukungan terhadap strategi baru Presiden Bush di Irak, yang antara lain mengirim pasukan tambahah pasukan ke Irak sebanyak 20.000 tentara.
Negara Teluk yang menyatakan mendukung kebijakan baru Bush di Irak adalah Kuwait.
"Kami mengungkapkan keinginan kami untuk melihat rencana presiden (Bush) memperkuat keberadaan militer Amerika di Baghdad sebagai alat untuk menciptakan stabilitas di Baghdad dan mencegah Irak jatuh ke dalam perang yang buruk, perang saudara, " kata Menlu Kuwait Syaikh Muhammad al-Salim al-Sabah dalam keterangan pers bersama Rice, Selasa (16/1).
Namun Kuwait menyatakan, keberhasilan rencana Bush itu tergantung pada bagaimana pemerintah Irak mampu mengatasi pertikaian sektarian di negerinya.
Sebelumnya, Presiden Mesir Husni Mubarak juga sudah menyatakan dukungannya pada AS, disusul kemudian dengan Arab Saudi.
Menlu Arab Saudi Pengeran Saud al-Faisal mengatakan, "Kami sepenuhnya setuju dengan tujuan yang ingin dicapai oleh strategi baru itu, yang dalam pandangan kami, tujuan itu-jika diimplementasikan-akan memecahkan persoalan yang dihadapi Irak."
"Pelaksanaannya perlu mendapatkan respon yang positif dari rakyat Irak sendiri. Negara-negara lain bisa membantu, tapi tanggungjawab utama dalam mengambil keputusan ada pada rakyat Irak, " kata Pangeran Saud.
Sementara itu, aksi-aksi kekerasan di Irak terus menimbulkan korban jiwa. Menurut laporan organisasi hak asasi manusia PBB, sepanjang tahun 2006 kemarin, warga Irak yang menjadi korban aksi-aksi kekerasan mencapai 34.452 orang dan lebih dari 36.885 orang mengalami luka-luka. (ln/aljz)