Para pemimpin negara-negara kawasan Teluk menyatakan keinginan mereka untuk membuat program nuklir bersama untuk tujuan damai.
Hal tersebut ditegaskan dalam pernyataan resmi Dewan Kerjasama Kawasan Teluk yang dibacakan Sekretaris Jenderalnya, Abdul Rahman al-Attiyaah di Riyadh, Arab Saudi, Minggu (10/12).
"Para pemimpin negara anggota Dewan Kerjasama Kawasan Teluk sudah menugaskan sebuah studi untuk membentuk program bersama energi nuklir untuk tujuan damai," demikian isi pernyataan tersbut.
Abdul Rahman al-Attiyah tidak merinci lebih jauh soal keinginan Dewan Kerjasama yang antara lain beranggotakan negara Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar dan Oman.
"Kami berharap pernyatan kami (terkait studi tersebut) tidak disalahpahami. Ini bukan rahasia dan kami melakukannya secara terbuka. Tujuan kami adalah mengembangkan teknologi untuk tujuan damai," kata Pangeran Saud al-Faisal, menteri luar negeri Arab Saudi, usai pengumuman pernyataan tersebut.
Negara-negara Teluk, selama ini termasuk yang khawatir dengan persoalan nuklir Iran yang mengarah pada pertikaian antara Iran dan Barat karena Tehran menolak seruan untuk menghentikan pengayaan uraniumnya.
Para pemimpin negara Teluk selalu menenkankan pentingnya keamanan terhadap isu-isu program nuklir. Sejumlah negara Teluk yang mayoritas memiliki basis militer AS di negaranya merasa was-was atas kemungkinan aksi militer antara AS dan Israel di satu sisi, dan Iran disisi lain.
Dalam pernyataan hari Minggu kemarin, para pemimpin negara Teluk menyatakan sikapnya bahwa pertikaian soal program nuklir Iran harus "diselesaikan dengan cara damai." (ln/aljz)