Menlu Saudi Amir Sa’ud Faishal melontarkan pernyataan menarik untuk mengatasi krisis nuklir Iran. Hari Kamis (2/11) ia menyatakan, “Negara-negara Teluk siap membuat fasilitas untuk menambahkan uranium untuk Iran. ” Dikatakannya, saat ini Iran tengah mempelajari tawaran itu.
Jangan terkejut dulu. Lontaran itu tidak terputus sampai di situ. Majalah Middle East Economic Digest (MEDD) melansir pernyataan Menhan Saudi yang mengatakan, “Kami mengusulkan solusi yakni membentuk konsorsium bagi pengguna uranium di Timur Tengah. ”
“AS tidak menjadi pesertanya dalam konsorsium itu, tapi saya tidak yakin bila AS menentang ide itu, karena ide tersebut akan menjadi solusi krisis antara Barat dan Iran, ” ujar Saud Faishal.
Diperkirakan konsorsium itu akan diikuti oleh Saudi, dan negara teluk lainnya seperti Kuwait, Yaman, Qatar, Bahrain, dan Emirat. Semuanya itu diorientasikan untuk menghilangkan kekhawatiran bahwa proyek nuklir Iran akan bisa menghasilkan bom nuklir, issu yang selama ini ditentang oleh Teheran.
Dalam majalah MEDD diterangkan bahwa ide konsorsium ini akan diwujudkan melalui pembagian jatah dan keperluan untuk setiap terminal nuklir dalam batas yang lazim. Tapi uranium tersebut tidak dibolehkan digunakan untuk memproduk senjata maupun bom. Menurut Faishal, Iran masih mengkaji ide tersebut dan lokasinya harus berada di negara netral seperti Swiss dan semacamnya.
“Ada banyak pabrik di Timur Tengah yang membutuhkan pengembangan uranium dan itu bisa dicapai. Saya kira negara-negara Arab lainnya tidak akan menolak hal ini. Kenyataannya, memang negara-negara Arab telah menyampaikan bahwa mereka juga ingin terlibat dala ide ini, ” jelas Faishal. (na-str/iol)