Majelis Umum PBB mengeluarkan resolusi tidak mengikat yang mengecam aksi terorisme akhir pekan kemarin. Namun sejumlah negara, mayoritas negara Arab langsung menyatakan protes karena resolusi ini tidak menyebut sama sekali tentang aksi kejahatan Israel di Libanon dan Palestina sebagai aksi terorisme. Resolusi ini juga tidak membedakan antara aksi perlawanan dengan aksi terorisme.
Sebanyak 192 anggota Majelis Umum PBB, tanpa pemungutan suara resmi, menyetujui resolusi yang mengecam aksi terorisme. Sebagian pihak melihat, keputusan PBB yang dikeluarkan 3 hari sebelum peringatan aksi serangan 11 September itu tidak lebih hanyalah formalitas belaka.
Sebanyak 9 negara Arab, memprotes resolusi ini. Pihak Arab menyebut resolusi ini tidak seimbang dan penuh dengan kesalahan. Di antaranya, resolusi ini tidak membedakan antara aksi terorisme dengan hak suatu bangsa yang melawan penjajah untuk membela diri, seperti yang terjadi di Palestina misalnya.
Sejumlah pengamat menilai, resolusi ini sulit untuk dilaksanakan secara praktis dikarenakan sejumlah alasan. Di antaranya adalah perbedaan negara-negara dalam mendefinisikan kata terorisme. Di samping resolusi ini tidak memberikan solusi bagi persoalan terkini yang tengah berkecamuk di Timur Tengah, khususnya persoalan yang terjadi di Palestina.
Terlebih Amerika sendiri menganggap agresi Israel terakhir ke Libanon sebagai perang melawan terorisme. Dengan alasan bahwa perang tersebut – sebagaimana klaim Israel – dilakukan untuk menghancurkan kelompok Hizbullah, yang oleh Amerika dan juga Israel tentunya, dianggap sebagai kelompok teroris. Sementara ada negara-negara lain yang menggap gerakan ini sebagai gerakan perlawanan menentang penjajah.
Hal yang sama juga terjadi di Palestina ketika gerakan Hamas menang dalam pemilu legislatif pada Januari lalu dan berhasil membentuk pemerintahan, maka negara-negara Barat yang dipimpin Amerika plus Israel memberlakukan embargo ekonomi terhadap pemerintahan yang dipilih rakyat secara dekokratis ini. Sementara itu negara-negara Arab dan Islam meminta semua pihak menghormati pilihan bangsa Palestina, hal inilah yang tidak ada gaungnya di negara-negara Barat.
Amerika sendiri telah meletakan Hamas dan Hizbullah dalam daftar organisasi teroris yang dikeluarkan oleh depertemen luar negeri Amerika. (was/iol)