Organisasi Konferensi Islam (OKI) menegaskan tidak ada normalisasi hubungan antara negara-negara Arab dengan Israel sebelum rezim Zionis itu bersedia mengakhiri konflik Arab-Israel. OKI menyatakan hal tersebut merespon pernyataan pemerintahan Obama yang menjanjikan normalisasi hubungan dengan negara-negara Arab pada Israel. Untuk itu AS sedang melakukan pendekatan dengan Palestina, Suriah dan Libanon.
"Normalisasi hanya akan dilakukan setelah konflik Arab-Israel berakhir," tegas Sekjen OKI, Ekmeleddin Ihsanoglu dalam keterangan pers usai pertemuan tiga hari menteri-menteri luar negeri OKI.
Saat ini, negara-negara Arab yang sudah melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel, hanya Mesir dan Yordania. Dalam keterangan persnya, Ihsanoglu mengatakan, selama Israel tidak menunjukkan niat baik untuk mengakhiri berbagai konflik terkait dengan dunia Arab, negara-negara Arab tidak akan mengakui eksistensi Israel.
"Kami tegaskan, kemajuan hubungan antara kedua belah pihak tergantung pada seberapa besar komitmen Israel pada keadilan dan perdamaian yang komprehensif, yang menjamin pemulihan hak dan kembalinya tanah-tanah Arab yang dijajah Israel. Kami tidak perlu memberikan penghormatan pada Israel atas kejahatan-kejahatan yang dilakukannya," tukas Ihsanoglu.
Saat ini, Israel masih menguasai tanah-tanah milik bangsa Arab mulai dari Palestina, Sinai dan dataran tinggi Golan. Israel juga masih melakukan agresi dan pembantaian kejam di Palestina.
Pernyataan Sekjen OKI tentang masa depan hubungan Arab-Israel didukung oleh Sekjen Liga Arab, Amr Moussa. Moussa menegaskan, proses normalisasi hubungan dengan Israel tidak akan pernah ada jika Israel masih melanggar hukum internasional. (ln/iol)