Para menteri luar negeri Arab telah mengakhiri pertemuan mereka di kantor Liga Arab di Kairo, Ahad (20/8), tanpa menghasilkan keputusan. Ada tiga persoalan yang dibahas dalam KTT Menlu Arab ini, masalah Libanon, Palestina dan Darfur.
Para melu Arab ini tidakmemberikan sesuatu yang berbeda atau baru, dalam pernyataanpenutu mereka,terkaithubungan Arab dengan Zionis Israel.
KTT Arabyang disebut darurat ini, hanya menyerukan agarDewan Keamanan (DK) PBB mengkaji masalah konflik Arab dengan Zionis Israel secara mendetail.
Sekjen Liga Arab Amir Musa mengatakan, pertemuan para menlu Arab ini tidak bertujuan untuk mengeluarkan keputusan untuk mengecam satu pihak dan membela pihak yang lain.Ia mengatakan, ada kesepakatan antar seluruh negara Arab atas proses perdamaian dan tidak membiarkan proses perdamaian ini tergeletak di tanah setelah adanya pelanggaran-pelanggaran berkali-kali yang dilakukan Zionis Israel.
Dia menjelaskan bahwa negara-negara Arab harus bisa memanfaatkan kemenangan diplomasi dan politik yang telah direalisasikan dalam krisis Libanon, yaitu berupa perubahan dalam resolusi DK PBB nomor 1701.
Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab, Syeikh Abdullah bin Zayed (ketua pertemuan) menjelaskan bahwa KTT darurat Liga Arab ini diselenggarakan atas tiga permintaan dari Yaman, Arab Saudi dan Tunisia. Dan pertemuan itu disetujui oleh sejumlah besar pemimpin Arab.
Sekarang ini, menurut Zayed, masalahnya ada di tangan Sekjen Liga Arab untuk mengkaji langkah-langkah yang dibutuhkan dan menentukan perangkat, waktu dan tempat untuk mengadakannya.
Menjawab pertanyaan wartawan seputar adanya persaingan antara Iran dengan negara-negara Arab untuk membantu Libanon pascaagresi, Zayed mengatakan bahwa tidak ada persoalan semacam itu. Menurutnya, jikapun adapersaingan, persaingan itu adalah persainganyang terpuji dan bukan yang dibenci.
Sementara itu Menlu Libanon, Fauzi Shaluh mengatakan bahwa sampai saat ini tidak ada kesepakatan mengenai perangkat atau inisiatif tertentu bagi proses pembangunan Libanon. Dia menegaskan perlunya koordinasi terbuka antara pemerintah Libanon dengan negara-negara Arab. Dia menyebut sejumlah contoh proyek yang dijanjikan pelaksanaannya oleh sejumlah negara Arab untuk membangun kembali Libanon.
Mengenai pelanggaran yang dilakukan Zionis Israel terhadap resolusi nomor 1701, Shaluh mengatakan bahwa Zionis Israel sudah biasa melanggar resolusi-resolusi internasional. Menurutnya itu bukanlahhal yang baru. Para menlu Arab mengecam semua langah pelanggaran Israel ini. Dia menjelaskan, Liga Arab akan berbicara kepada DK dan meminta turun tangan untuk menghentikan tindakan melampaui batas yang dilakukan Zionis Israel. (was/ikhol)