Sejumlah delegasi asal Negara-negara Teluk yang hadir dalam Konferensi Pengembangan Keamanan Teluk di Bahrain, menyampaikan tegas-tega bahwa AS sudah berlaku hipokrit terkait masalah nuklir. Pasalnya, negara yang paling kerap menentang nuklir itu seperti tutup mata dan tak mau ambil pusing dengan proyek senjata nuklir milik Israel. Sementara di sisi lain, AS sangat ngotot untuk menyebarkan klaim senjata nuklir Iran.
Sekjen Dewan Kerjasama Teluk mengatakan bahwa ia tidak yakin dengan agenda Iran untuk memproduksi senjata nuklir. Abdurrahman Athiya, mengatakan, “Politik AS dengan tidak menjadikan Israel sebagai ancaman bagi keamanan Timur Tengah adalah politik hipokrit. ” Ia lalu menyampaikan pihaknya justru yakin, Israel menyimpan senjata nuklir meskipun hingga kini perampok Palestina itu belum pernah mau mengakui hal itu, tapi juga tidak menolaknya.
Negara Teluk itu menganggap AS sebagai partner besar bagi mereka. Apalagi Washington telah diizinkan mempunyai sejumlah basis militernya di berbagai negara Teluk. Dalam pidatonya di Konferensi Keamanan Teluk, menteri Pertahanan America Robert Gates menyampaikan bahaya program nuklir Iran. Padahal, dalam laporan National Intelligence Estimate disebutkan bahwa Iran telah menghentikan proyek persenjataan nuklirnya sejak tahun 2003. Gates lalu secara sembrono menuding Iran yang membiayai radikalisme Islam di Irak dan Afghanistan, juga kepada Hamas Palestina dan Hizbullah Libanon.
Laporan itu berbeda dengan laporan lain yang menyebutkan bahwa Iran justru memulai proyek nuklirnya than 2005. Setelah berpidato, Menteri Pekerjaan Bahrain Majid Alawi bertanya kepada Menteri Pertahanan AS, “Senjata nuklir Zionis, apakah itu juga sebagai ancaman bagi negara Teluk?” Setelah berhenti sejenak Gates menjawab, dengan satu kata, “tidak”. Tapi setelah didesak dengan menyatakan bahwa ada sikap tidak adil yang dipraktekkan oleh AS terhadap nuklir Iran dan nuklir Israel, Gates kembali menjawab, “Tidak. Pemerintahan Israel di Jerussalem, dialah yang paling bertanggung jawab daripada Teheran. ” Entah apa maksudnya.
Di sisi lain, PM Qatar Hamd bin Jasim Ali Tsani mengatakan, tidak mungkin membandingkan antar Iran dan Israel. “Iran itu bagaimanapun tetangga kita dan kita tidak mungkin memandangnya sebagai musuh. Sedangkan Israel selama lima puluh tahun terakhir telah menjajah tanah air bangsa Palestina dan merampasnya.
Selanjutnya Hamd meminta Washington menjalin komunikasi dengan Teheran soal nuklir. “Kenapa AS tidak mau berdialog dengan Iran tentang nuklir? Saya yakin inilah cara satu-satunya untuk menyambung kepahaman bersama dalam masalah ini, ” ujar Hamd. (na-str/albwb)