North Atlantic Treaty Organization (NATO) memerintahkan Pakistan untuk menghancurkan kekuatan militan Afghanistan yang berlindung di Pakistan. Kini, Amerika Serikat (AS) juga masih bekerja untuk menenangkan ketegangan hubungan Afghanistan dan Pakistan.
“Masalahnya, teroris itu bisa menyeberangi wilayah perbatasan, dan menggelar operasi teror di Afghanistan. Mereka mencari perlindungan di Pakistan,” ujar Sekretaris Jendral NATO Anders Fogh Rasmussen, seperti dikutip Reuters, Rabu (24/4/2013).
Sejauh ini, beberapa pejabat Afghanistan ikut menuduh Pakistan mendukung aktivitas militan Taliban dan fraksi separatis Afghanistan. Sementara itu, Pakistan menuding balik Afghanistan memberikan tempat berlindung bagi militan yang ingin menyerang Pakistan.
Afghanistan belakangan ini juga mulai frustrasi dengan sikap Pakistan yang terlibat dalam pencapaian solusi damai dengan Taliban. Pakistan kembali dituduh membiarkan instabilitas terjadi di Afghanistan yang akan segera ditinggal oleh pasukan-pasukan NATO.
Tepat pada Selasa kemarin, Rasmussen bertemu dengan Presiden Afghanistan Hamid Karzai di markas NATO. Mereka kembali membahas masalah operasi NATO pasca penarikan pasukan.
NATO memang akan segera menyerahkan tanggung jawab keamanan ke pasukan Afghanistan pada musim semi ini. Sebelumnya, tanggung jawab keamanan itu dipegang langsung oleh NATO, karena kondisi keamanan Afghanistan belum stabil.
Negeri Paman Sam juga belum memutuskan, berapa jumlah pasukannya yang akan tetap ditempatkan di Afghanistan, setelah tahun 2014. Kini Afghanistan juga masih berjuang untuk menyelesaikan masalah-masalah internal lainnya, selain masalah keamanan. (Rts/Okz/Dz)