NATO dan sekutunya dari SACEUR bersiap untuk melakukan invasi ke Suriah, mereka mengatakan akan mengambil langkah-langkah seperti Libya, namun hal fakta-fakta dari media-media AS mengatakan tujuan utama AS akan menginvasi Suriah bukan untuk mempercepat tumbangnya rezim melainkan untuk memerangi Mujahidin Suriah. Dari sini kita bisa melihat bahwa pola intervensi AS di Libya dan Suriah tidaklah sama, kesamaan langkah yang diklaim petinggi NATO hanyalah klaim kosong, mengingat disini AS secara terang-terangan menyatakan akan memerangi Mujahidin Suriah, bukan rezim Bshar Asad yang menjadi sasaran utama, berbeda dengan Libya yang secara tegas intervensi AS diujukan untuk mempercepat tumbangnya rezim Qadhafi.
Namun Mujahidin Suriah telah belajar dari kasus Libya, sejak sekarang mereka sudah mempersiapkan infrastruktur pemerintahan dalam skup-skup kecil di kota-kota penting di seluruh provinsi Suriah yang sudah mereka kuasai, ini untuk memperkuat posisi mereka di Suriah dan menumbuhkan kepercayaan serta keberpihakan rakyat Suriah kepada Mujahidin sebagaimana telah terwujud dengan aksi solidaritas rakyat Suriah kepada Jabhah Al Nushrah pasca ditetapkannya organisasi ini sebagai organisasi teroris oleh AS.
“Kami melihat berbagai operasi, dan kami siap jika dipanggil untuk terlibat ketika kami berada di Libya”, tegas Jenderal Stavridis.
Panglima Tertinggi aliansi Eropa (SACEUR) yang berasal dari Angkatan Laut AS Laksamana James Stavridis menyatakan ,”Pasukan NATO bila diperlukan siap untuk melakukan operasi militer di Suriah pada tingkat yang sama dan dengan cara yang sama seperti yang dilakukan di Libya”.
“Seperti yang kita semua tahu, situasi Suriah yang sangat buruk dan semakin memburuk,70.000 jiwa tewas, 1 juta pengungsi dipaksa keluar negeri bahkan mungkin jumlah pengungsi telah mencapai 2,5 juta jiwa. Tidak ada tanda-tanda perang saudara antar”aliansi setan” akan berakhir..oleh karena itu ini akan sama seperti keadaan di Libya berikut langkah-langkah yang akan diambil akan sama seperti di Libya”, tambah Stavridis, saat berbicara pada sidang di Komite Angkatan Bersenjata Senat dari Kongres AS.
Dia ingat bahwa operasi militer di Libya didahului oleh resolusi Dewan Keamanan PBB, perjanjian regional dan perjanjian antara 28 anggota aliansi itu.
“Jadi sama dengan jalur NATO, yaitu yang kita fokuskan adalah bertahan di kawasan yang berbatasan dengan Suriah. Kami telah siapkan Rudal Patriot ke kawasan perbatasan untuk melakukan itu. Kami mengamati berbagai operasi, dan kami siap jika diminta untuk terlibat sebagaimana ketika kami berada di Libya “, kata Stavridis.
Sebelumnya, media-media AS melaporkan bahwa Amerika Serikat sedang mempersiapkan operasi militer melawan Mujahidin Suriah. AS mempersiapkan serangan Drone dan melatih serta mempersenjatai milisi dan disebut formasi baru Tentara Pembebasan Suriah di Yordania untuk tujuan ini yaitu memerangi Mujahidin Suriah. Formasi baru Tentara Pembebasan Suriah diharapkan tidak seperti unit Tentara Pembebasan Suriah yang selama ini beroperasi di Suriah, formasi baru ini harus pro-Barat dan mengkuti boneka bentukan AS yaitu “Koalisi Nasional yang baru saja memilih “Perdana Mentri Suriah” pada Selasa lalu di Istanbul, Turki.
Selain itu, milisi-milisi khusus bayaran CIA juga badan-badan intelijen Barat dan Arab sedang mempersiapkan upaya pembunuhan terhadap komandan Mujahidin terkemuka Suriah.
Disisi lain, beberapa hari lalu Mujahidin Suriah telah sepenuhnya mengambil kontrol atas kota penting di kawasan timur laut Suriah yaitu ibukota provinsi Deir ez-Zor 400 km dari Damaskus. Mereka bersama-sama antar faksi Mujahidin mendirikan Dewan Organisasi Muslim di timur Suriah, yang sebagian besar berada di bawah kendali mereka.
“Dengan kehendak Allah pejuang-pejuang Islam telah membentuk Dewan Syariah di kawasan timur Suriah untuk mengelola urusan rakyat dan menjaga stabilitas kawasan”, sebagaimana disampaikan oleh perwakilan Mujahidin melalui Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
“Dewan ini juga akan menangani beberapa fungsi termasuk layanan penegakkan hukum, ketertiban, dan kegawatdaruratan”, sebagaiman keterangan dalam pernyataan itu.
Video rekaman pernyataan itu disampaikan Observatorium HAM yang berbasis di Inggris. Observatorium tersebut juga melaporkan banyak konvoi-konvoi Mujahidin dan mengibarkan bendera hitam betuliskan prasasti Islam (La Ilaha Illallah & Stempel Rasulullah SAW penj.) berkeliling di daerah Al Deir Zor. Video juga menunjukkan Mujahidin melampirkan banner ke sebuah gedung di kota Mayadeen, yang tertulis “Komite Agama Wilayah Timur”.
Departemen Monitoring
Kavkaz Center