Kesepakatan antara pemerintah Pakistan dan kelompok pro-Taliban membuat sekutu-sekutu Pakistan, NATO dan Inggris kecewa karena selama ini mereka-lah yang paling getol memburu para pejuang Taliban mulai dari Afghanistan sampai Pakistan. NATO dan Inggris menilai kesepakatan itu hanya akan membuat kelompok Taliban leluasa bergerak melakukan aksinya. Apalagi dalam kesepakatan tersebut pemerintah Pakistan mengabulkan penerapan hukum syariah di Swat, wilayah yang diyakini sebagai basis Taliban di Pakistan.
"Kami semua khawatir dengan situasi ini, karena para ektrimis justeru mendapatkan tempat yang aman," kata James Appathurai, juru bicara NATO yang bermarkas di Brussels.
Sementara British High Commision di Islamabad dalam pernyataannya mengatakan,"Kesepakatan damai itu tidak memberikan solusi yang komprehensif dan berjangka panjang bagi persoalan keamanan di Swat. Kami butuh kepastian bahwa kekerasan di wilayah itu akan berakhir, dan bukan malah memberikan ruang bagi kekerasan yang lebih luas."
Menanggapi kekhawatiran NATO dan Inggris, pemerintah Pakistan menyatakan bahwa kesepakatan itu bukan konsesi tapi pihak pemerintah hanya ingin mengabulkan desakan warga Swat dan sekitarnya yang sejak lama menginginkan sebuah sistem hukum yang lebih efisien, yaitu hukum syariah Islam.
Di sisi lain, kelompok Taliban di Swat berjanji akan menghentikan perlawanan dan siap melakukan gencatan senjata jika hukum Islam sudah diterapkan di wilayah itu. "Kami akan segera melakukan dialog dengan Taliban. Kami akan meminta mereka meletakkan senjata," kata Sufi Muhammad, tokoh pro-Taliban di Swat yang menjadi perantara negosiasi antara pemerintah Pakistan dan kelompok Taliban.
Muhammad sendiri pernah ditahan pemerintah Pakistan dengan tuduhan mengirim ribuan relawan jihad untuk melawan tentara AS di Afghanistan. Muhammad adalah mertua dari Maulana Fazlullah, pimpinan Taliban di Pakistan.
Pihak AS yang menjadi sekutu dekat Pakistan tidak puas dengan kesepakatan itu. Lewat departemen luar negerinya, AS mengirimkan surat pada pemerintah Pakistan untuk memberikan penjelasan penerapan hukum syariah Islam di Swat.
Hari ini, Sufi Muhammad dan para pendukungnya menggelar aksi damai di kota Mingora, kota utama di Swat. Sambil membawa bendera berwarna hitam dan putih massa meneriakan "Allahu Akbar! Kami Ingin Perdamaian!"
Aksi damai ini menandai kesepakatan damai antara pemerintah Pakistan dan tokoh-tokoh pro-Taliban di Pakistan yang tercapai seminggu yang lalu, dimana pemerintah Pakistan mengijinkan penerapan hukum syariah Islam di wilayah Swat yang dikenal dengan keindahan alam pegunungannya dan menjadi salah satu obyek wisata andalan negara Pakistan.
Sebelum terjadi kesepakatan, Swat kerap menjadi ajang pertempuran antara aparat keamanan pemerintah Pakistan dan kelompok pro-Taliban yang menyebabkan 1,5 juta penduduk di wilayah itu mengungsi.(ln/AP/Neswser)