Amerika Serikat dan sekutu tertinggi Eropanya akan membuat dunia Muslim tersinggung dengan memilih Perdana Menteri Anders Fogh Rasmussen dari Denmark sebagai kepala politik yang baru untuk North Atlantic Treaty Organization (NATO), kata dua orang analis pada hari Senin lalu.
Pengangkatan Rasmussen akan dilihat secara negatif di negara Muslim seperti Pakistan dan Afganistan, di mana NATO tidak mempunyai hati dan pikiran, karena tidak peka terhadap reaksi terhadap pempublikasian kartun Nabi Muhammad pada 2005 lalu oleh penerbitan Denmark, kata mereka.
Banyak bagian dunia Muslim meledak kemarahannya sesudah kartun muncul, dengan protes yang berbuntut menjadi kekerasan hingga menyebabkan sejumlah kematian.
Rasmussen mengecam serangan terhadap minoritas kelompok-kelompok keagamaan, tetapi dia sendiri sangat membela kebebasan pers dan menolak untuk memandang 10 duta besar dari negara-negara dengan populasi Muslim terbesar yang ada di Denmark dan malah meminta mereka supaya melihat dia.
"Denmark sudah membuat hubungan yang sangat buruk dengan dunia Muslim, dan itu sudah sangat merusak," kata Ahmed Rashid, pengarang Pakistan yang menulis buku kritikan pedas atas kebijakan AS yang dia sebut – dari kemerosotan menjadi chaos dalam bukunya : The United States and the Failure of Nation Building in Pakistan, Afghanistan, and Central Asia.
"Saya pikir itu adalah faktor penting" melawan Rasmussen dari pencalonannya sebagai kandidat dengan mendukung saingannya termasuk Menteri Pertahanan Kanada Peter MacKay dan Menteri Luar Negeri Polandia Radek Sikorski.
Sinan Ulgen, ketua dari Edam Research Institute di Istanbul, mengatakan Mackay akan menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan Rasmussen karena tidak akan menimbulkan penentangan dari negara-negara muslim seperti Turki, yang merupakan salah satu anggota dari 26 anggota aliansi NATO.
"Dalam tahun-tahun ke depan tantangan bagi NATO pada hakekatnya akan ada di daerah yang mempunyai penduduk sebagian besar Islam ," kata Ulgen dalam sebuah wawancara.
Rasmussen memperlihatkan secara terang-terangan ketidak sensitivitasnya berkaitan dengan kasus kartun Nabi Muhammad, dan hal ini pertanda yang tidak baik untuk NATO jika berurusan dengan negara-negara Muslim.(fq/ottawacitizen)