Ra’fat Nassif, seorang pemimpin terkemuka di parlemen Tepi Barat dari Hamas, menegaskan bahwa Hamas di Tepi Barat tetap mendapatkan dukungan yang kuat. Anggota parlemen Hamas itu, menambahkan,ia tetap yakin, bahwa organisasinya akan menang di Tepi Barat. Meskipun, kondisi di Tepi Barat, sangat sulit, sejak Hamas mengambil alih seluruh Gaza. Di mana, di kawasan Tepi Barat telah terjadi balas dendam yang dilakukan kelompok al-Fatah dan Mahmud Abbas terhadap kelompoknya.
Nassif, yang diwawancarai surat kabar ‘Palestine’, Senin, yang lalu, menolak tuduhan yang dilontarkan fihak al-Fatah dan Mahmud Abbas, yang menyatakan Hamas, takut terhadap akan dilaksanakannya pemilu presiden yang lebih dini. Sebaliknya, para pemimpin Hamas, yang ditanya soal waktu jadwal pemilihan presiden, hanya ingin adanya keputusan yang tegas, tentang jadwal pemilihan yang ditetapkannya.
Presiden Mahmud Abbas, sebagai pemimpin Otoritas Palestina, mengumumkan jadwal pemilihan presiden, pada tanggal 9 Januari 2009, sementara itu, jadwal pemilihan anggota parlemen dijadwalkan pada 2010. “Bila jadwal pemilihan sudah ditetapkan untuk pemilihan anggota legislative, kami ingin dunia menyaksikan, dan kami akan memenangkan pemilihan itu”, ujar Nassif.
Pemilihan yang dijadwalkan itu akan membuktikan terhadap pilihan rakyat Palestina, hal ini akan merupakan bentuk penolakan terhadap tindakan yang tidak menguntungkan bagi perjuangan rakyat Palestina, dan yang hanya membuang-buang waktu. Dengan pemilihan yang jelas, dan siapa yang memenangkan pemilihan nanti, maka menunjukkan siapa yang sebenarnya memiliki kekuatan politik riil. Negosiasi antara Hamas – al Fatah,yang sekarang berlangsung tidak menguntungkan bagi perjuangan rakyat Palestina. Apalagi, semakin banyak adanya campur tangan dari fihak luar, yang menyebabkan semakin memburuknya kondisi di Palestina.
Memang, sejak Hamas mengambil alih seluruh Gaza dari al-Fatah, kondisi di Tepi Barat, terutama bagi para aktivis Hamas, semakin tidak aman. Karena, sering anggotanya Hamas, harus menghadapi aparat militer al-Fatah, yang menggunakan aparat militernya memberangus Hamas. Banyak diantara aktivis dan tokoh Hamas, di Tepi Barat yang ditangkap dan dipenjara oleh Otoritas Palestina di bawah Mahmud Abbas. Mereka juga melakukan kerjasama dengan fihak Israel, dalam menghadapi Hamas di Tepi Barat.
Nassif menegaskan, bahwa Hamas akan mewujudkan kesatuan nasional, menuju terwujudnya sebuah Negara Palestina. Anggota parlemen Hamas dari Tepi Barat itu, menyatakan tak ingin melepaskan diri dari perjuangan yang sudah pernah dilaksanakan oleh para pendahulu, yaitu para syuhada, seperti Syeikh Ahmad Yasin, dan Dr. Abdullah Rantisi. Mereka yakin perjuanggan yang mereka laksanakan, tetap mendapatkan dukungan dari rarkyat Palestina.
Pemilihan presiden yang akan datang dipastikan menjadi sebuah peristiwa politik yang sangat mempengaruhi konstalasi di Timur Tengah, bila yang memenangkan bukan dari kelompok al-Fatah, dan ini dapat mengubah seluruh peta politik di kawasan itu.
Sebab, kemenangan Hamas di pemilihan parlemen, dan diambil alihnya pemerintahan oleh kelompok Hamas, di mana Ismail Haniya, seorang tokoh Hamas memegang kendali pemerintahan telah menimbulkan kepanikan di kawasan Timur Tengah.
Usaha-usaha yang dilakukan para pemimpin Israel, Barat, dan Timur Tengah ingin menggembosi pengaruh politik Hamas, secara sistematis, tapi gagal. Maka, jika bulan Januari nanti pemilihan presiden dan dimenangkan oleh Hamas, seluruh kekuassaan ditangan Hamas, baik presiden dan perdana menterinya berada ditangan satu faksi yaitu Hamas, konstalasi politik di Timur Tengah, pasti akan berubah. (Mh/Ikhwan web)