Milisi Syiah Hizbullah akan terus berjuang dalam konflik Suriah bersama pasukan Presiden Bashar al – Assad selama diperlukan , kata pemimpin kelompok itu Hassan Nasrallah .
Hizbullah telah membantu mengubah air pasang dikubu Assad di tahun ini , merebut kembali kota Qusair dan bertempur bersama pasukan pemerintah di selatan Damaskus dan di utara kota Aleppo .
” Selama alasan [ untuk berperang di Suriah ] tetap dibutuhkan , kehadiran kami di sana akan tetap , ” kata Nasrallah pada hari Kamis dalam sebuah pidato di depan puluhan ribu Syiah Libanon yang menandai upacara keagamaan dari Ashoura di Beirut selatan.
” Para pejuang kami yang hadir di tanah Suriah … untuk menghadapi semua bahaya yang dihadapi dari serangan internasional , regional dan kaum takfiri pada negara ini , ” kata Nasrallah , ia ucapkan takfiri mengacu pada mujahidin Muslim yang terlibat pertempuran melawan rezim Assad di Suriah .
Konflik 32 bulan telah terpolarisasi di Timur Tengah antara kekuatan Muslim seperti Turki dan negara Arab Teluk , yang mendukung pemberontakan atas Rezim Assad yang beragama Syiah dengan dukungan Iran dan sekutu Hizbullah Lebanon.
Konflik Suriah telah meningkatkan ketegangan sektarian dalam negara Lebanon di Mediterania , seperti terjadinya kekerasan di perbatasan dan membawa negara tersebut dalam kebuntuan politik .
Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati mengundurkan diri pada bulan Maret lalu , tetapi penggantinya yang ditunjuk juga gagal mencapai konsensus tentang pembentukan pemerintah baru.
Nasrallah mengatakan setiap upaya Muslim Sunni yang melawan politik Hizbullah untuk menghubungkan harus ada kesepakatan untuk pembentukkan kabinet baru dengan tuntutan pengunduran diri Hizbullah dari Suriah akan sia-sia .
Hizbullah , sebuah gerakan politik serta kelompok bersenjata , memiliki dua menteri dalam pemerintahan Mikati itu .
” Siapapun yang berbicara tentang penarikan Hizbullah dari Suriah sebagai syarat untuk membentuk pemerintahan baru … memaksakan kondisi tersebut akan lumpuh , ” katanya. (Aljazeera/KH)