Mosab Hassan Yousef akan mengajukan suaka pada hakim keimigrasian di San Diego, setelah pengakuannya yang menggegerkan bahwa ia adalah seorang agen mata-mata Shin Bet–badan intelijen dalam negeri Israel–beberapa bulan yang lalu.
Pengakuan Yousef menjadi kontroversi karena ia dalah putra dari seorang petinggi Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menjadi musuh besar Israel. Bukan itu saja, Yousef juga mengaku dirinya sudah murtad dari Islam dan kini menjadi seorang Kristen.
Menyusul pengakuannya itu, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS menginginkan Yousef dideportasi dari AS karena ia "terlibat dalam kegiatan teroris" dan "membahayakan keamanan negara AS." Atas ancaman deportasi itu, Yousef 34, yang kini tinggal di selatan California mengajukan permohonan suaka. Yousef masuk ke AS lewat Los Angeles pada tahun 2007 dengan menggunakan visa turis.
Rencana Kementerian Dalam Negeri AS untuk mendeportasi Yousef menjadi perdebatan di AS. Mantan Direktur CIA James Woosely mengatakan, pendeportasian Yousef akan mendorong munculnya mata-mata yang lain dan akan menjadi langkah mundur AS dalam perang melawan terorisme.
"Pendeportasian Yousef akan menjadi tindakan yang tidak manusiawi dan akan menjadi catatan buruk dalam sejarah Amerika," tulis Woosley dalam suratnya yang dipublikasikan oleh pengacara Yousef.
Sementara, pekan ini puluhan anggota Kongres AS menulis surat pada Menteri Dalam Negeri AS Jane Napolitano yang isinya menyatakan bahwa Yousef akan berada dalam "bahaya besar" di Timur Tengah, jika ia dideportasi.
Dalam wawancara di New York, Yousef mengatakan bahwa dirinya akan dibunuh jika AS mendeportasinya ke Tepi Barat. Dalam blognya, Yousef bulan Mei lalu ia menulis, "Mengingatkan dunia dan mengungkap rahasia para teroris dalam buku pertama saya, membuat saya kehilangan segalanya. Saya seorang pengkhianat, disingkirkan oleh keluarga saya, seorang lelaki tanpa negara. Dan sekarang, negara yang saya datangi untuk tempat berlindung, berpaling dari saya."
Departemen Keamanan Dalam Negeri AS menolak permohonan suaka yang diajukan Yousef pada bulan Februari 2009 dengan alasan Yousef seorang "teroris".
Atas sebutan itu dalam blognya Yousef menulis, "Ya, ketika saya bekerja untuk badan intelijen Israel, saya bersikap sebagai teroris. Ya, saya membawa senjata. Ya, saya mengikuti pertemuan para teroris dengan Yaser Arafat, dengan ayah saya dan para pemimpin Hamas lainnya. Itu bagian dari pekerjaan saya."
Pengacara Yousef, Steven Seick mengatakan, secara lembaga pihak Shin Bet tidak akan memberikan kesaksian dari sidang permohonan suaka Yousef. Namun agen rahasia Shin Bet yang merekrut Yousef, Gonen Ben-Itzhak memberikan testimoninya tentang Yousef.
Dalam pernyataan tertulis, Ben-Itzhak yang namanya disamarkan menjadi Loai, mengatakan bahwa ratusan orang Israel dan Palestina berhutang nyawa pada Yousef yang telah mencegah terjadinya aksi kekerasan.
Seick juga berharap agen intelijen FBI memberikan dukungan pada pengakuan Yousef bahwa kliennya itu telah memberikan banyak informasi tentang Hamas dan kegiatan terorisme. (ln/arabnews)