“Wa’ad” (ancaman), “Ra’ad” (kilat petir), “Nashr” (kemenangan), “Zilzaal” (guncangan), “Istisyhaad (memburu mati syahid). Itu sebagian dari nama-nama para bayi di Libanon yang diberikan orang tua mereka. Begitulah, para ibu Libanon yang melahirkan bayi dalam pekan-pekan terakhir ini, menamakan anak mereka saat berlangsung peperangan 33 hari setelah Israel melakukan agresi militernya ke Libanon.
Sejumlah keluarga pengungsi di berbagai tempat kota Beirut mengatakan kepada koresponden Islamonline, “Rasa bangga dengan kesuksesan Hizbullah dan kegigihan pejuangnya, menjadikan penduduk di sini menamakan anak-anak laki dan perempuan mereka dengan nama yang terinspirasi dari perlawanan dan kemenangan.”
Seorang ibu bernama Aeman Masitah berdiri di pinggir sebuah kebun di Selatan Berut. Ia sedang menggendong bayinya yang masih berusia 15 hari. Ia mengatakan, “Ayah anak ini berjanji jika diberikan rizki oleh Allah berupa anak laki-laki akan dinamakan dengan Nashr (kemenangan). Dan bila anak perempuan dinamakan “Wa’ad” (ancaman).” Ia menambahkan, “Ternyata Allah memberi kami bayi perempuan yang kemudian kami namakan Wa’ad. Karena Sayed Hasan Nashrullah mengeluarkan ancaman dan membuktikannya kepada Israel.”
Yang dimaksud Aeman adalah sejumlah keberhasilan yang diperoleh Hizbullah melawan Israel setelah Hizbullah melakukan aksi militer “Al-Wa’ad Ash Shadiq” (ancaman yang benar). Dalam serangan itu, Hizbullah berhsil menculik dua orang prajurit Israel.
Sementara itu, seorang relawan dari Hilal Al-Ahmar, Bulan Sabit Merah yang ditugaskan di Libanon mengatakan dengan tergesa, bahwa ia tengah menangani seorang ibu yang akan melahirkan. Ibu tersebut katanya, berjanji jika anak laki-lakinya lahir akan diberi nama Istisyhaad (memburu mati syahid).
Di rumah sakit Jabal Lubnan, yang penuh dengan para korban tewas dan terluka akibat serangan Israel, Ramzi Suwaidi (37) dan isterinya yang mengandung turut mengungsi ke rumah sakit. Tentang nama anaknya yang akan lahir, Suwaidi mengatakan, “Saya menyukai rudal-rudal Hizbullah yang menggetarkan musuh. Apapun jenis kelamin anak saya, akan saya namakan Fajr atau Zilzaal.” Fajr dan Zilzaal adalah dua nama rudal Hizbullah yang digunakan untuk menyerang Israel hingga mengungsikan lebih dari 300 ribu penjajah Israel.
Di daerah Harat Harbak, sebuah lokasi yang termasuk lokasi pemimpin Hizbullah, berjarak 3 km dari Beirut, sejumlah pemuda menyerukan para keluarga yang melahirkan bayi hendaknya memberi nama bayi-bayi mereka dengan nama yang memiliki hubungan dengan perlawanan. Seorang pemuda mengatakan, nama anakku yang berikutnya adalah harb (perang).” Sedangkan pemuda lain mengatakan, “Nama anakku adalah jihad karena kita bukan pendukung perang tapi diwajibkan berjihad.” (na-str/iol)