Banyak cara yang bisa dilakukan untuk berdakwah dan mengenalkan sosok mulia Nabi Muhammad Saw, antara lain lewat lagu-lagu. Itulah yang dilakukan sejumlah kelompok penyanyi asal Belgia, Perancis, Italia, Belanda dan negara-negara Arab diajang Festival Lagu-Lagu bernafaskan keagamaan Eropa yang digelar di Brussel, ibukota Belgia.
"Festival ini menyampaikan pesan tentang persaudaraan dan seruan dari umat Islam di Barat untuk membuka dialog yang konstruktif." kata Umar Samdi, panitia festival, Minggu (19/2).
Festival yang sudah kelima kalinya ini diselenggarkan oleh organisasi seni dan budaya Eropa di Belgia. Acara ini mendapat sambutan positif dari kalangan Muslim dan non Muslim. "Banyak non Muslim juga tampil dalam festival ini," kata Samdi.
Ia mengatakan, festival ini dilaksanakan di tengah maraknya kampanye Barat yang menyerang Islam dan umat Islam. "Lagu-lagu menegaskan pentingnya menyebarkan cinta dan perdamaian pada dunia, jauh dari protes yang diwarnai kekerasan dengan membakar bendera dan kantor kedutaan besar," sambung Samdi.
"Muhammad…. adalah rahmat bagi seluruh umat manusia," demikian bunyi lirik lagu yang dinyanyikan kelompok vokal Frend Exodus.
"Kami mempersembahkan lagu kami untuk Nabi Muhammad Saw, yang sangat kami cintai. Ini benar-benar sebuah persembahan kecil untuk membela Nabi Muhammad Saw terhadap kartun-kartun yang buruk itu," kata kelompok vokal itu pada para penonton.
Sementara itu, Abdul Hamid Al-Eidi dari kelompok vokal Al-Rayan asal Belanda mengungkapkan, festival tahun ini memberikan perhatian khusus pada Nabi Muhammad Saw. "Tidak seperti festival sebelumnya ketika isu-isu seperti Palestina dan Irak ditampilkan dalam nada-nada musik, festival tahun ini dipersembahkan untuk Nabi Muhammad Saw.
Bersamaan dengan kegiatan festival, brosur-brosur mengenai kehidupan Nabi Muhammad Saw dalam bahasa Perancis dan Belanda dibagi-bagikan pada para penonton dan pejalan kaki yang lewat di depan gedung pertunjukkan.
Ikut serta dalam festival tersebut, kelompok rap Muslim yang menyanyikan lagu-lagu yang liriknya berisi isu-isu umat Islam di Barat, misalnya soal hijab.
Lagu-lagu lainnya yang dibawakan kelompok vokal asal Irak, Al-Nada, berkisah tentang penderitaan rakyat Irak di bawah pendudukan AS. (ln/iol)