Pemerintah reformis Myanmar telah meluncurkan penyelidikan resmi terkait gejolak kekerasan sektarian di bagian barat negara itu, kata media pemerintah Kamis ini (7/6), berjanji untuk menghukum mereka yang bertanggung jawab.
Sebelumnya sepuluh Muslim tewas pada hari Minggu lalu di negara bagian Rakhine, yang berbatasan dengan Bangladesh, oleh massa yang marah setelah insiden pemerkosaan dan pembunuhan seorang perempuan setempat yang diduga dilakukan oleh tiga pria Muslim.
Dalam respon terhadap insiden tersebut, pemerintah mengatakan telah membentuk sebuah komite untuk menyelidiki perselisihan sektarian dan berharap membeberkan temuan mereka pada akhir Juni mendatang.
Penyelidikan akan dipimpin oleh Brigadir Jenderal Kyaw Myint Zan, deputi menteri di Departemen Dalam Negeri, kata laporan, menambahkan bahwa tujuannya adalah untuk “menyingkap kebenaran dan mengambil tindakan hukum.”
Meminta penyelidikan yang adil dan terbuka, Aye Maung, seorang anggota parlemen majelis tinggi untuk negara bagian Rakhine, mengatakan sangat penting untuk membiarkan masyarakat tahu informasi yang sebenarnya.
“Saya ingin mereka untuk menyelidiki masalah ini secara adil dan sesuai dengan standar internasional tentang hak-hak dasar warga,” katanya kepada AFP.
Dengan kekhawatiran akan kekerasan lebih lanjut berkembang, pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi pada Rabu kemarin mendesak warga Budha untuk menunjukkan “simpati” mereka kepada warga minoritas setelah pembunuhan di Rakhine.(fq/amay)