Eramuslim.com – Seorang wanita etnis Kazakh bernama Sayragul Sauytbay memberikan kesaksian mengenai kengerian di kamp konsentrasi China di Xinjiang, tempat jutaan etnis Uighur dan etnis lainnya ditahan.
Sebelum penahanannya, Sauytbay mengatakan ia beserta suami dan dua anaknya berusaha untuk menyelamatkan diri ke Kazakhstan, namun nasib sial menimpanya. Suami dan kedua anaknya berhasil, sementara dirinya dibawa ke kamp tersebut dan paspornya disita. Peristiwa itu terjadi tahun 2017 lalu.
Sauytbay, yang dibawa untuk mengajar propaganda Tiongkok dan Komunis kepada tahanan lainnya, mengatakan dia menyaksikan kekejaman yang tidak manusiawi sebelum akhirnya ia keluar dan diberikan suaka oleh Swedia.
Di kamp tersebut, menurut Sauytbay, para tahanan akan dihukum untuk segala hal yang mereka lakukan.
“Mereka (penjaga) akan menghukum narapidana untuk semua hal. Siapa pun yang tidak mengikuti aturan dihukum. Mereka yang tidak belajar bahasa China dengan baik atau yang tidak menyanyikan lagu-lagu juga dihukum,” katanya dalam sebuah wawancara, dilansir dari laman Bussiness Insider, Selasa (22/10).