KAIRO – Permusuhan Publik terhadap masjid dan krisis ekonomi membuat rencana pembangunan tempat ibadah muslim di Yunani menjadi tertunda-tunda, hal ini memaksa jamaah pergi ke bawah tanah untuk memenuhi kewajiban ibadah mereka.
“Semua agama-agama lain di sini -Yahudi, Budha- mereka memiliki sebuah tempat tetapi kita tidak,” kata Osama Al-Najjar (48), seorang pengawas industri perminyakan pada SETimes Rabu, 11 Juli kemarin.
“Kami tidak melakukan sesuatu yang salah,” katanya.
Kemiskinan Menggerogoti Desa Muslim Yunani
Muslim Yunani telah lama mengusulkan pembangunan sebuah masjid besar untuk mengakomodasi kebutuhan ibadah dengan semakin berkembangnya muslim minoritas.
Meskipun Pihak Gereja Ortodoks yang berpengaruh berkeberatan, Pemerintah telah berjanji untuk membangun sebuah masjid di Athena untuk melayani Muslim minoritas yang tengah berkembang.
Tetapi krisis ekonomi yang semakin genting, ditambah dengan permusuhan publik terhadap mesjid yang mengasosiasikan masjid dengan kehadiran Utsmani, menghambat pemerintah untuk memenuhi janjinya.
Hal tersebut telah membuat muslim Yunani tidak memiliki pilihan selain menggunakan basement apartemen, kedai kopi, garasi dan gudang menjadi tempat ibadah.
“Siapa yang bisa datang ke sini dan beribadah lima kali sehari?” Tanya Naim Elghandour (57), ketua Asosiasi Muslim Yunani, yang mengklaim hampir 18.000 anggota.
“Semua masjid darurat ini tidak resmi.”
Dihiasi dengan menara pada dua abad yang lalu, Athena belum memiliki masjid yang berfungsi sejak akhir pemerintahan Utsmani di awal tahun 1800-an.
Sekitar 130 ruang bawah tanah/gudang yang tak berjendela di Athena saat ini berfungsi sebagai masjid sementara untuk sekitar 200.000 muslim di ibukota Yunani.
Puluhan ribu imigran muslim melakukan shalat di rumah-rumah pribadi dan harus melakukan perjalanan ratusan kilometer ke utara Yunani untuk pernikahan, pemakaman dan upacara lainnya.
Gereja Ortodoks selama bertahun-tahun bersikeras bahwa Yunani tidak siap untuk melihat sebuah menara mesjid di pusat kota Athena.
Kebutuhan Adanya Imam
Muslim Yunani juga mengeluhkan kelangkaan imam untuk membantu mereka memenuhi kewajiban agama mereka.
“Ini tidak sama,” kata Elghandour kepada SETimes.
“Tanpa sanksi resmi, Muslim juga tanpa seorang imam,” katanya.
Muslim di Yunani terdapat sekitar 1,3% dari populasi Kristen Ortodoks Yunani, menurut buku fakta CIA.
Ibu kota Athena adalah rumah bagi sekitar 100.000 Muslim Albania, Mesir, Pakistan, Bangladesh, Maroko, Suriah dan Nigeria.
“Banyak dari mereka [adalah] imigran gelap, yang menjadi sasaran saat ini untuk serangan rasis dan pembersihan kota dari populasi mereka, yang bergerak secara intensif melakukan permusuhan terhadap muslim,” kata Mazen Rassas, warga Muslim pada SETimes.
“Lebih dari setengah penduduk Yunani memilih untuk menentang pembuatan mesjid resmi pada polling yang diadakan tahun lalu.”
Anti-Muslim telah mencegah peningkatan tingkat utang Yunani, dengan memerangi resesi yang terus berkembang dan telah menyebabkan ribuan pekerja terkena PHK.
Tahun lalu, umat Islam mengadakan ibadah terbuka dekat pusat kota di Athena untuk merayakan Idul Adha, yang kemudian diganggu oleh penduduk lokal dengan melemparkan telur pada mereka dan memasang musik keras dari jendela. [wn/onislam.net]