Dalam beberapa kasus, hanya kubah dan menara yang dihilangkan dari struktur tertentu. Sementara pada kasus lain, elemen khas Islam seperti bintang dan bulan sabit, kubah, dan plakat kitab suci dihapus. Dalam beberapa kasus, seluruh masjid juga telah dirobohkan.
Di sisi lain, China tidak memberikan tanggapan resmi atas laporan tersebut atau klaim tentang kerusakan besar-besaran dan meluas yang telah dilakukannya. Namun, otoritas China terus membawa pengunjung internasional ke masjid seperti Id Kah di Kashgar, serta ke situs keagamaan lain di sekitar wilayah tersebut.
China juga menerbitkan artikel yang menggambarkan masjid di media yang dikelola pemerintah. Semuanya itu guna mendukung saluran resmi bahwa Uighur menikmati kebebasan beragama di wilayah tersebut.
Terlepas dari citra satelit yang membuktikan sejumlah masjid telah dihancurkan, pihak berwenang China terus membantah pembongkaran skala besar dalam upaya menyembunyikan skala kehancuran itu dari komunitas internasional.
Baru-baru ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri China menunjukkan dalam pernyataan resmi bahwa terdapat lebih banyak masjid di XUAR daripada di seluruh Amerika Serikat. Selain itu, Kedutaan Besar China di Ankara, Turki, mengeluarkan pernyataan yang mengklaim ada satu masjid untuk setiap 500 orang di Wilayah Uighur.
Otoritas China meninggalkan satu masjid berdiri di banyak komunitas di mana dulunya terdapat puluhan. Para analis berspekulasi pihak berwenang telah secara selektif membiarkan beberapa masjid berdiri di XUAR sebagai ajang pertunjukan, ketimbang memberikan kebebasan kepada penduduk setempat untuk mempraktikkan agama. (rol)
https://www.rfa.org/english/news/uyghur/mosques-08112020151621.html