Komunitas Muslim di Belanda mengecam polisi Belanda atas kasus tewasnya İhsan Gürz, pemuda Turki berusia 22 tahun. Gürz ditangkap oleh polisi Belanda pada 2 Juli 2011 dan 12 jam setelah penangkapan, ia ditemukan tewas dalam sel tahanan kepolisian. Gürz diduga jadi korban tindakan brutal polisi yang menangkapnya.
Ketua Federation of Turkish Islamic Culture Associations di Rotterdam, Arif Yakışır mengatakan, telah terjadi perubahan cara pandang masyarakat Belanda terhadap komunitas muslim Turki, dan salah satu penyebabnya adalah pernyataan-pernyataan rasial Geert Wilders–anggota parlemen Belanda yang dikenal anti-Islam dan ant-Muslim.
"Komentar-komentar Wilders telah mendorong munculnya prasangka buruk terhadap orang asing dan orang-orang Turki. Dan hal itu tecermin pada perilaku aparat polisi. Saya sudah tinggal di sini (Belanda) selama 40 tahun, tapi saya tidak pernah melihat ada orang dibelenggu saat mereka dibawa ke sel tahana. Saya tidak tahu apakah polisi melakukannya saat tersangka berada di dalam mobil polisi," kata Arif.
Orang tua Gürz mengungkapkan, polisi Belanda memasangkan borgol tangan ke pergelangan kaki anak mereka sebelum akhirnya dibawa ke kantor polisi.
Arif menegaskan, organisasinya akan mengirimkan surat resmi pada kepolisian dan kementerian dalam negeri Belanda, yang isinya mengutuk keras perlakuan polisi terhadap Gürz.
Ketua Islamic Federation of the Netherlands yang juga berbasis di Rotterdam, Mehmet Yaramış juga menyatakan akan menindaklanjuti kasus ini. "Kami mengutuk keras insiden ini. Dewan tertinggi organisasi akan membuat pernyataan. Sulit untuk mengatakan apapun karena penyelidikan masih berjalan, tapi kami bisa mengatakan bahwa ada unsur rasial dalam kasus ini," tukas Mehmet.
Menurutnya, rasisme di Belanda, terutama terhadap mereka yang berlatar belakang muslim meningkat setelah kasus pembunuhan sutradara fim Theo Van Gogh oleh seorang muslim radikal. "Sejak itu rasisme terhadap Muslim makin marak, ditambah lagi pernyataan-pernyataan rasis Wilders," ujar Mehmet.
"Sekarang, intensitas tindak kekerasan berlatar belakang rasis terhadap orang orang asing di Belanda, jauh lebih tinggi dibandingkan negara Barat lainnya. Polisi memperlakukan orang asing dengan perlakuan berbeda. Apalagi dalam masalah kriminal, Polisi akan membuat Anda merasa bahwa Anda orang asing, bahkan ketika mereka memberikan karcis parkir," sambung Mehmet.
Di Belanda, hanya Noordhollands Dagblad, satu-satunya media yang mengangkat kasus tewasnya Gürz di dalam sel tahanan polisi. Menurut harian itu, polisi menggunakan kekerasan saat menangkap Gürz, karena lelaki itu mencoba melawan. Media itu juga mengklaim bahwa saat ditangkap Gürz berada dalam pengaruh narkoba. Tidak jelas pula, apakah autopsi dilakukan sebelum jenazah Gürz dimakamkan. Polisi dan pejabat terkait di Belanda, menolak berkomentar dan memberikan penjelasan atas kasus ini. (kw/zaman)