Pusat kebudayaan Islam terbesar di Eropa ini akan menampilkan ragam kekayaan budaya Islam dan untuk lebih mengenalkan agama Islam pada masyarakat Eropa.
"Kami ingin menunjukkan betapa kayanya budaya Islam dengan menampilkan banyak sisi dari budaya Islam, " kata Farhad Afshar, juru bicara organisasi Umma yang mengajukan proposal pembangunan pusat kebudayaan Islam itu.
Pusat kebudayaan tersebut akan didirikan di atas tanah seluas 23 ribu meter per segi dan akan dilengkapi dengan gedung pertemuan, hotel berbintang empat, musium, perkantoran dan masjid.
Untuk menentukan bentuk bangunannya, akan digelar kompetisi guna memilih arsitek yang akan diserahi tugas membangun komplek pusat kebudayaan Islam dengan dana sekitar 72 sampai 96 juta dollar. Pusat kebudayaan Islam itu nantinya akan diberi nama Avicenna Centre, nama seorang filsuf dan ilmuwan asal Persia.
"Setiap warga Swiss bisa membawa anak-anak mereka dan menunjukkan pada mereka budaya Islam di musium yang ada di sini, " kata Marco Ryter, arsitek yang melakukan studi kelayakan atas proyek tersebut seperti dikutip Swiss Info.
Menurut Afshar-profesor di Universitas Bern yang juga menjadi perwakilan warga Muslim di Dewan Keagamaan Swiss-mengatakan, ide utama pembangunan pusat kebudayaan ini adalah membuka "prospek dialog tentang Islam dengan cara berbeda."
Saat ini ada sekitar 340 ribu warga Muslim di Swiss dari 7, 4 juta jumlah populasi negeri itu. Sekitar 43 persen warga Muslim Swiss berasal dari keturunan Turki. Di Swiss, Islam menjadi agama kedua setelah agama Kristen.
Ancaman dari Kelompok Sayap Kiri
Ryter mengatakan, studi terhadap rencana pembangunan pusat kebudayaan Islam ini sedang dilakukan untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pihak otoritas perkotaan. Sejauh ini, pihak otoritas di Swiss belum memberikan "lampu hijau" alias perizinan bagi rencana pembangunan tersebut.
Para pemuka Muslim khawatir otoritas di Swiss dipengaruhi oleh kelompok sayap kiri yang selama ini menentang pendirian masjid-masjid di Swiss. Salah satunya adalah Partai Rakyat Swiss, kelompok sayap kiri yang menyerukan perlindungan bagi "nilai-nilai agama Kristen dan tradisi Swiss" dari budaya asing, termasuk Islam. Kelompok ini telah menyatakan akan memblokade setiap upaya pendirian masjid-masjid bermenara.
Swiss Info melaporkan, para pendukung kelompok sayap kiri di kota Langenthal, Bern sudah mengumpulkan tanda tangan dan mengorganisir aksi protes untuk menentang pendirian masjid.
Wakil rakyat di sejumlah wilayah di Swiss, seperti di Zurich, Bern, St Gallen dan Ticino menetapkan aturan, izin pendirian tempat ibadah baik masjid, gereja maupun kuil harus mendapat persetujuan dari dewan perwakilan rakyat lewat cara pemungutan suara.
Pada bulan November lalu, pengadilan di Solothurn mengizinkan pembangunan masjid yang dilengkapi dengan menara di utara kota Wangen. Pengadilan menyatakan, bahwa rencana pembangunan menara masjid setinggi enam meter tidak bertentangan dengan undang-undang dan aturan yang berlaku. Saat ini baru dua masjid di Swiss-di Zurich dan Jenewa-yang memiliki menara. (ln/iol)