Mereka mendatangi masjid-masjid dan tidak sedikit yang menjadi mualaf. Salah satu masjid paling bersejarah di Rusia adalah Masjid Agung Moskow. Dibangun pada 1904, masjid Tatar itu mengalami beberapa kali rekonstruksi, termasuk pada 2011.
Meski menuai kontroversi, rekonstruksi masjid itu berjalan lancar dan rampung pada 2015. Ketika Rusia ditunjuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018, keberadaan Masjid Agung Moskow sempat terancam karena Stadion Luzhniki akan diperluas.
Namun, berkat perjuangan warga muslim lokal dan beberapa kedutaan besar, rencana penggeseran pun dibatalkan.
Sebagai tempat ibadah utama warga muslim setempat, Masjid Agung Moskow sering kebanjiran jemaah hingga 100 ribu orang selama Hari Raya Idul Fitri. Dengan kapasitas terbatas, sebagian jemaah pun tumpah menuju trotoar, jalan raya, hingga apartemen.
“Masjid ini hanya dapat menampung 10.000 jamaah,“ kata Abyanov.
Selama era Uni Soviet, tidak seperti masjid lainnya, Masjid Agung Moskow tidak pernah ditutup. Bangunannya tetap kokoh berdiri dan pintunya terbuka selama berpuluh-puluh tahun sebelum akhirnya Uni Soviet runtuh.
Masjid Agung Moskow memiliki museum benda-benda bersejarah, termasuk helaian rambut Nabi Muhammad SAW yang diberikan petinggi Chechnya. Mayoritas benda antik masih disimpan di museum lain karena masih dilakukan pembenahan.
“Helaian rambut Nabi Muhammad ini kami terima saat peresmian pembukaan masjid,” kata Abyanov.
Selain itu, terdapat pula manuskrip Alquran yang diukir di atas permukaan puluhan perak, buku-buku Islam yang ditulis huruf kuno, hingga miniatur Masjid Agung Moskow periode awal.
Saat ini, masjid baru terus bermunculan. Jumlah masjid di Rusia mencapai 8.000, empat di antaranya berada di Moskow. Meski demikian, jumlah tersebut masih tidak memadai untuk menampung umat muslim Rusia yang juga terus bertambah.
Meskipun jarak Indonesia dan Rusia terbentang hampir 7.000 kilometer, hubungan umat muslim kedua negara dekat. []