Salah seorang delegasi Myanmar mengatakan pada Jamaah Islamiyah bahwa para warga Muslim Rohingya di Myanmar dibantai karena mereka tidak mengubah keyakinannya. Jamaah Islamiyah (JI) sebelumnya pun mengecam keras peristiwa berdarah itu.
Pimpinan delegasi itu, Noor Husain Arakani bertemu dengan Jamaah Islamiyah di Mansoora pada Rabu kemarin dan menceritakan insiden pembantaian Rohingya. Arakani mengatakan bahwa warga Muslim di perbatasan Bangladesh menunggu bantuan tanpa adanya harapan karena Pemerintah Myanmar menutup pintu perbatasan itu.
Arakani juga menceritakan bagaimana warga Muslim Myanmar dipaksa untuk berpindah keyakinan dan mengalami penyiksaan. Mereka dipaksa untuk memakan daging babi dan minum minuman keras. Di beberapa tempat lainnya, mereka juga dibakar hidup-hidup dan tidak diperbolehkan menggunakan ponsel.
Sementara itu, Pemimpin Jamaah Islamiyah di Pakistan Sheikh Munawar Hasan menuntut komunitas internasional, khususnya para petinggi negara Muslim untuk menekan Pemerintah Myanmar dan menghentikan aksi pembantaian terhadap warga Muslim Rohingya. Pemerintah Myanmar juga diminta agar menjamin hak-hak warga Rohingya. Jamaah Islamiyah pun sudah membentuk badan amal khusus untuk Muslim Rohingya.
“Puluhan ribu warga Muslim Myanmar yang ada di perbatasan Myanmar dan Bangladesh membutuhkan bantuan kemanusiaan. Mereka disiksa oleh angkatan bersenjata. Namun komunitas internasional, media, dan badan-badan HAM hanya terdiam,” ujar Munawar, seperti dikutip The News, Kamis (26/7).
Bersamaan dengan itu, Sekretaris Jendral Liga Muslim Pakistan Muhammad Ali Saif mendesak seluruh negara Islam agar menolong warga Muslim di Myanmar dari kekejaman Angkatan Bersenjata Myanmar dan komunitas-komunitas. Sejauh ini, 500 desa yang dipenuhi warga Muslim di Myanmar juga dibakari.(fq/oke)