Maket-maket masjid dan brosur-brosur penggalangan dana untuk pembangunan masjid, memeriahkan acara pertemuan akbar tahunan warga Muslim di Perancis, Le Bourget.
Para sukarelawan Muslim memanfaatkan acara itu untuk mengumpulkan dana bantuan untuk pembangunan masjid-masjid yang dibutuhkan warga Muslim di negara yang dikenal dengan Menara Eiffelnya itu.
"Le Bourget menjadi kesempatan yang baik bagi warga Muslim Perancis untuk mengumpulkan dana untuk pembangunan masjid-masjid, " kata Qaderi, seorang sukarelawan pencari dana pembangunan masjid di wilayahnya di kota Orleon.
Hal serupa dilakukan oleh sukarelawan lainnya bernama Bilal, yang juga datang Le Bourget untuk mengumpulkan dana pembangunan masjid di kotanya, San Malo. "Sumbangan untuk pembangunan masjid di San Malo, saudara-saudaraku, " kata Bilal sambil berkeliling membawa kotak amal.
Bulal yang masuk Islam dua tahun lalu mengatakan, San Malo adalah kota kecil dengan jumlah penduduk sekitar 160 ribu orang, termasuk 200 orang di antaranya keluarga Muslim. Kota San Malo sangat membutuhkan masjid, karena selama ini warga Muslim di kota itu hanya memiliki sebuah ruangan kecil di bawah tanah sebagai musholla, yang hanya muat untuk 15 orang jamaah saja.
"Itulah sebabnya, membangun masjid menjadi prioritas warga Muslim di kota kami, " ujar Bilal.
Para aktivis Muslim dari kota Clairmont Veron yang datang ke Le Bourget juga berharap bisa membangun masjid di kotanya. Apalagi setelah sekian lama ditentang oleh warga setempat dan negosiasi yang panjang, warga Muslim di Clairmont Veron akhirnya mendapatkan persetujuan untuk membangun masjid dengan sejumlah syarat.
"Salah satu syaratnya, tinggi menara masjid harus di bawah 27 meter dan hanya 16 meter saja, " kata Issa Farouq, anggota komite penggalangan dana pembangunan masjid.
Jumlah warga Muslim di Perancis saat ini dipekirakan ada enam sampai tujuh juta jiwa. Data kementerian dalam negeri Perancis menyebutkan, di seluruh Perancis terdapat sekitar 1.700 tempat ibadah umat Islam, tapi hanya 400 tempat yang layak disebut masjid. Selebihnya adalah tempat salat kecil yang memanfaatkan ruangan di gedung-gedung olahraga, bekas toko yang sudah tak terpakai, atau ruangan di basement-basement apartemen.
Acara pertemuan warga Muslim Perancis Le Bourget diselenggarakan oleh Union of French Islamic Organization (UOIF) dan tahun ini mengambil tema "Family… Facts and Challenges." Acara ini berlangsung selama empat hari dan berakhir pada hari Minggu (11/5).
Dalam acara tersebut digelar berbagai acara mulai dari ceramah-ceramah keilmuan dan keagamaan, bazaar dan lomba hapalan al-Quran. Hadir dalam acara Le Bourget sejumlah tokoh dan cendikiawan Muslim antara lain Ketua European Institute for Humanities Syaikh Ahmad Gaballah, Ketua Dewan Fatwa Ounis Guergah dan cendikiawan Muslim dari Swiss Tariq Ramadan. (ln/iol)