Selama berpuluh-puluh tahun, komunitas Muslim di Moskow tidak bisa secara rutin sholat di masjid, meski ada lima masjid di ibukota Rusia itu. Namun sekarang, kehidupan kaum Muslimin di Moskow berangsur-angsur berubah.
Surat kabar berbahasa Inggris Moscow Times edisi Selasa (14/11) menyebutkan, warga Muslim di kota itu kita lebih mudah jika ingin sholat di masjid.
"Kita bisa melihat ada kebangkitan baru dalam hal spiritualitas," kata Gulnur Gaziyeva, bidang hubungan pers Dewan Mufti Rusia.
"Banyak jamaah yang datang ke masjid-masjid, karena sebelumnya hal itu dilarang-dari era ’30-an sampai ’50-an, sampai kematian Stalin, menyimpan buku-buku agama berbahasa Arab di rumah bisa membuat anda mendapatkan hukuman," ujarnya.
Saat sholat Jumat, ruangan masjid biasanya tidak bisa menampung semua jamaah. Jamaah sampai meluber ke koridor-koridor dan banyak yang sholat di luar masjid beralaskan koran.
Saat ini sedang dibangun sebuah masjid terbesar di Moskow yang bisa mengakomodasi sekitar lima ribu jamaah. Pembangunan masjid itu dibayang-bayangi oleh pembangunan stadion olimpiade Moskow. Masjid itu rencananya akan mulai digunakan pada September 2008.
Tidak ada data resmi berapa jumlah warga Muslim di Moskow. Namun diperkirakan jumlahnya mencapai dua juta orang termasuk 700 ribu Muslim Tatar.
Diseluruh Rusia ada sekitar 7.000 masjid, tapi hanya lima masjid yang bisa melayani para jamaah. Kelima masjid ini yang beroperasi cukup lama dan selama periode Soviet, hanya satu masjid yang tetap buka.
Masjid yang paling tua dan paling bersejarah dibangun pada 1813 yang dipersembahkan untuk Muslim Tatar di Moskow sebagai hadiah atas kontribusi mereka mengalahkan Napoleon.
Sekarang warga Muslim bisa belajar bahasa Arab di Universitas Islam di Moskow. Para muslimah kini boleh mengenakan baju denim panjang, jaket panjang dan jilbab yang motifnya mirip dengan disain Versace.
Peci-peci berwarna putih dengan hiasan keemasan banyak digunakan para kaum lelaki. Toko-toko kecil yang difasilitasi masjid setiap Jumat menjual sejadah-sejadah untuk sholat. Di Moskow, ada lima pabrik yang memproduksi makanan halal dari hewan ternak. Berkembangnya bisnis ini, juga menarik perhatian kalangan non Muslim.
Seorang pemilik toko yang menjual daging potong halal bernama Idris mengungkapkan, bukan hanya warga Muslim yang membuka usaha itu, tapi juga orang-orang Kristen Ortodok dan Yahudi.
Pusat budaya Tatar menawarkan kursus bahasa dan melukis. Jika ingin berenang, warga Muslim bisa menyewa kolam-kolam renang sehingga mereka bisa menggunakannya secara terpisah antara laki-laki dan perempuan.
Bagi para Muslimah, kehidupan di kota Moskow masih agak sulit. "Lebih sulit bagi Muslimah karena busana yang kami kenakan," kata Elmira Gainutdinova, mahasiswi fakultas hukum yang bekerja sebagai sekretaris di Masjid Sobornaya.
"Kadang-kadang orang memanggil kami ‘Syahidah’. Itu adalah panggilan yang paling populer di seantero Moskow," imbuhnya.
Berbagai upaya dilakukan untuk menghapus rasisme di negara komunis itu. Parlemen Moskow telah membentuk sebuah komite antar etnis dan agama pada bulan Februari kemarin.
Organisasi-organisasi Islam di Rusia meluncurkan organisasi National Association of Russian Muslim, sebuah lembaga pan Muslim untuk membantu dakwah Islam dan menghapus stereotipe terhadap warga Muslim. (ln/iol)