Muslim Mogadishu, Sambut Ramadan dengan Keprihatinan

Ramadan tahun ini akan menjadi Ramadan yang berat bagi warga Muslim di Mogadishu, Somalia. Mereka sedang dilanda kesulitan bahan pangan dan banyak masjid-masjid yang ditutup atau diambilalih oleh pasukan Ethiopia yang sedang menguasai kota mereka.

Konflik di Somalia makin mendalam sejak pasukan sementara pemerintah dibantu oleh pasukan Ethiopia menumbangkan pemerintahan Mahkamah Islamiah di Somalia yang berkuasa pada tahun 2006. Beragam aksi-aksi kekerasan menimbulkan korban jiwa lebih dari 6.000 warga Somalia, dan ribuan orang lainnya terpaksa mengungsi.

"Tidak ada tanda-tanda bahwa Ramadan sudah semakin dekat, di sini. Ratusan orang di pinggiran-pinggiran kota Mogadishu, sekarang sedang kelaparan, " kata Ahmad Haji, warga Mogadishu.

Harapan mereka makin suram, karena banyak orang-orang dermawan yang biasa menyediakan makanan untuk berbuka puasa dan membagi-bagikan paket makanan, banyak yang mengungsi karena karena aksi-aksi kekerasan antara pasukan Ethiopia dan para pendukung Mahkamah Islamiyah.

"Orang-orang yang murah hati telah pergi, " kata Abdullah Khalif, seorang anak muda dari distrik Huro.

Berdasarkan perhitungan astronomi, bulan Ramadan tahun ini akan jatuh pada tanggal 1 September mendatang. Namun Ramadan kali ini nampaknya tidak akan begitu semarak bagi Muslim di Mogadishu. Selain dilanda krisis makanan, masjid-masjid besar mereka banyak yang ditutup atau dikuasai oleh tentara Ethiopia.

"Hanya ada dua masjid di timur Mogadishu yang akan dibuka untuk para jamaah yang sudah kembali setelah situasi di distrik itu sudah relatif aman, " ujar Ahmad Haji.

Di selatan distrik Wartijili, sejumlah masjid ditinggalkan jamaahnya karena meluasnya aksi-aksi kekerasan di kawasan itu. Sedangkan masjid di distrik Hartali, ditutup oleh pasukan Ethiopia. Di distrik Ali Kaamen, pasukan Ethiopia memanfaatkan halaman belakang Masjid Syaikh Abdi sebagai kamp penjara.

Menurut laporan organisasi hak asasi manusia di Somalia, sedikitnya ada 48 masjid yang ditutup selama terjadi pertempuran di ibukota. Seorang warga Mogadishu bernama Abdullah Salad yang tinggal di dekat masjid Ali Sofi mengatakan, masjid itu menjadi model bagi masjid-masjid lain di Mogadishu. Masjid ini menyediakan makanan dan bantuan, sehingga menjadi tujuan kaum miskin terutama di bulan Ramadan.

"Tapi sekarang, orang tidak memiliki apapun untuk menyambut bulan Ramadan, " keluhnya. (ln/iol)