Muslim London Khawatir Sosok Walikota Pengganti Livingstone

Kekalahan Ken Livingstone dalam pemilihan walikota London, membuat warga Muslim di Inggris khawatir. Pasalnya, Boris Johnson, walikota London terpilih yang berasal dari kubu Konservatif, dikenal sebagai tokoh yang kerap mengeluarkan pernyataan buruk tentang kelompok etnis minoritas di Inggris, termasuk tentang warga Muslim.

Boris yang memulai karirnya sebagai wartawan, terpilih dalam pemilihan walikota London pada hari Kamis kemarin. Ia menang 1.168.738 suara, sedangkan Livingstone dari kubu Partai Buruh, hanya mendapatkan 1.028.966 suara. Sosok Boris sangat bertolak belakang dengan Livingstone yang selama menjabat sebagai walikota London sangat memperhatikan hak-hak warga Muslim, khususnya di kota London.

"Saya khawatir. Tiap kali orang ini (Boris) buka suara, dia akan memicu insiden diplomatik, " kata Hiron Mirah, seorang warga London.

Saking khawatirnya, Mirah menyatakan bahwa Boris lebih cocok masuk dalam kelompok sirkus, karena seringnya ia membuat komentar-komentar yang bernuansa rasis. Padahal Boris sendiri tidak berdarah Inggris asli.

Sesaat setelah memenangkan pemilihan walikota London, Boris di hadapan para pendukungnya mengatakan, "Saya terpilih sebagai Boris yang baru dan saya akan memerintah sebagai Boris yang baru, atau apalah sebutannya…"

Ia juga berjanji untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi warga London saat ini, terutama masalah kriminalitas. Boris menyatakan akan menambah aparat kepolisian yang bertugas di jalan-jalan.

"Saya akan sangat bangga jika dalam empat tahun ke depan, kita bisa secara signifikan mengurangi tindak kriminalitas, terutama di bis-bis dan stasiun kereta bawah tanah, " tukas Boris.

Meski demikian, kekhawatiran tetap menyelimuti warga Muslim London atas terpilihnya Boris.

Abdul Majid Patel mengatakan, masa kerja Boris sebagai walikota London akan menjadi bencana. Ia mengaku lebih senang jika yang terpilih adalah kandidat walikota lainnya, Paddick atau Sian Green.

"Saya khawatir. Kita semua selayaknya merasa khawatir. Sisi baiknya, mungkin, kemenangan Boris akan menjadi bukti bagi dunia betapa buruknya orang-orang Konservatif, " ujar Abdul Majid. (ln/iol)