Muslim Inggris, Menulis Puisi Pun Dicurigai Sebagai Teroris

Muslim Council of Britain (MCB)-wadah bagi warga Muslim di Inggris-mulai merasakan dampak yang tidak menyenangkan dari penerapan aturan baru anti-terorisme yang ditetapkan oleh pemerintah Inggris beberapa waktu lalu.

Sekretaris Jenderal MCB Muhammad Abdul Bari mengatakan, lewat peraturan itu, seorang warga Muslim bisa dianggap telah melakukan tindak kriminal hanya karena pemikiran-pemikirannya yang dinilai "bodoh."

Bari, seperti dilansir surat kabar Times mencontohkan, anak-anak muda bisanya mengambil materi-materi yang dianggap berbahaya dari internet. Tapi, jika yang melakukannya seorang muslim, maka orang yang bersangkutan bisa dikenai tuduhan teroris, meski orang yang bersangkutan sama sekali tidak bertujuan untuk membahayakan orang lain.

Menurut Bari, menuduh orang hanya karena apa yang mereka pikir tidak bisa dibenarkan. "Anak-anak muda mungkin punya pemikiran-pemikiran yang bodoh. Tapi itu tidak bisa dibilang kriminal. Tindakan mereka lah yang selayaknya menjadi perhatian kita, " katanya.

Kasus seperti ini menimpa seorang muslimah berusia 23 tahun bernama Samina Malik. Pengadilan menyatakan Samina bersalah hanya karena memiliki artikel-artikel yang dianggap mengarah pada tindakan terorisme. Untuk itu Samina dikenakan hukuman selama sembilan bulan penjara.

Samina mendapatkan artikel-artikel itu dari situs-situs internet, antara lain artikel-artikel tentang senjata dan buku panduan tentang bermacam-macam racun. Samina juga menulis sejumlah puisi yang ia posting di berbagai situs dengan nama samaran "Lyrical Terrorist."

Abdul Bari mengakui puisi-puisi yang ditulis Samina provokatif, namun ia meyakini masalah ini seharusnya tidak perlu sampai ke pengadilan. "Dia divonis untuk sesuatu yang benar-benar dikatagorikan sebagai tindak kejahatan, " ujarnya.

"Hal ini bukan hanya menjadi keprihatinan warga Muslim, tapi menjadi keprihatinan masyarakat kita yang menginginkan adanya keadilan, " sambung Abdul Bari.

Selama proses persidangan, Samina mengatakan bahwa puisi-puisinya tidak "bermakna apa-apa." Samina yang pernah bekerja sebagai sukarelawan ambulan di bandara Heathrow mengungkapkan, ia mengganti nama samarannya di internet dari "lyrical babe" menjadi "lyrical terorist" supaya lebih menarik.

"Itu nama yang keren dan bukan berarti saya seorang teroris. itu hanya nama samaran, " tukasnya.

Abdul Bari menilai, kasus-kasus seperti Samina bisa mengganggu upaya pemerintah, terutama PM Gordon Brown untuk mengambil hati warga Muslim. Kasus seperti Samina, menurutnya, adalah kasus pertama yang disidangkan berdasarkan Section 58, Terrorist Act 2000 tentang pengumpulan informasi.

PM Brown pada bulan November kemarin menjelaskan tentang strategi anti-terorisme nya yang baru. Ia menyatakan, akan mengambil langkah-langkah baru untuk mencegah generasi muda Muslim di Inggris menjadi radikal.

Pemerintah Inggris mulai mengawasi dengan ketat warga Muslim di Inggris, setelah peristiwa bom London yang menyebabkan 56 orang tewas, termasuk empat pelaku pengeboman. (ln/iol)