Warga Muslim Inggris akan menggelar konser musik amal untuk masyarakat Darfur, Sudan yang masih terlilit krisis akibat pertikaian yang terjadi di negeri Benua Hitam itu.
Konser yang mengadaptasi konser Live 8 ini akan diselenggarakan tanggal 21 Oktober mendatang di Stadium Wembley, London dengan menampilkan sejumlah penyanyi antara lain penyanyi kelahiran Iran Sami Yusuf.
Panitia penyelenggara mengungkapkan, tujuan konser ini untuk meningkatkan kesadaran di kalangan 1, 5 juta warga Muslim Inggris atas konflik-konflik yang menimpa saudara-saudara mereka di Darfur, sekaligus menghapus anggapan bahwa umat Islam hanya memberikan perhatian pada masalah-masalah Irak dan tidak banyak berbuat sesuatu untuk membantu warga Muslim di Darfur.
"Warga Muslim berusaha menunjukkan kepeduliannya dan akan mengumpulkan sumbangan. Kami berharap semua tiket laku terjual dan ini akan menjadi sebuah batu loncatan, " kata Jehangir Malik, manager penggalangan dana dari organisasi sosial Islamic Relief.
Malik juga mengatakan, konser musik ‘Live 8’ sengaja digelar sehabis bulan Ramadhan sekaligus untuk merayakan hari raya Idul Fitri.
Selain menggelar konser musik untuk amal, Muslim Inggris baru-baru mengirimkan delegasinya dengan bantuan kantor departemen luar negeri Inggris, ke Darfur. Delegasi Muslim ini mengunjungi para korban kekerasan dan pengungsi di Darfur, serta mengadakan pertemuan dengan sejumlah kepala suku dan pejabat pemerintah Darfur.
Menurut delegasi itu, kecuali Malaysia, Kuwait dan Arab Saudi, negara-negara Muslim lain belum memberikan perhatian yang cukup atas krisis di Darfur. Seorang editor majalah Muslim Q News Fareena Alam dalam keterangan pers di London bahkan mengecam kurangnya perhatian warga Muslim atas krisis di Darfur.
"Sangat memalukan, kita sebagai Muslim bisa sangat, sangat marah dan merasa terganggu jika ada isu-isu lain. Ada banyak informasi tentang Darfur. Dan tidak diragukan lagi ini adalah konflik sesama Muslim, " ujar Alam.
Ia melanjutkan, "Darfur adalah masalah yang menggelisahkan kita, kita harus melakukan sesuatu. "
PBB memperkirakan, sedikitnya 200. 000 warga Darfur tewas dan lebih dari 2 juta orang menjadi pengungsi, akibat berbagai krisis di negeri itu. Selain perang yang sudah berlangsung selama 4, 5 tahun, mereka juga terancam bahaya kelaparan. (ln/mol)