Ratusan Muslim India dari kota Azamgargh, sebelah utara wilayah Uttar Pradesh hari ini tiba ibukota, New Delhi dengan menggunakan kereta.
Mereka rencananya akan menggelar aksi unjuk rasa memprotes tindakan sewenang-wenang yang dilakukan aparat keamanan India terhadap warga Muslim di kota itu.
Menurut kordinator aksi, Maulana Amir Rashadi, para pemuda Muslim di Azamgarh menjadi target penangkapan aparat keamanan India baik polisi maupun intelejen, dengan tuduhan teroris. Selama dua tahun belakangan ini, aparat keamanan India menangkap 10 orang lelaki Muslim dari distrik Azamgarh karena dicurigai terlibat dalam berbagai kasus serangan di India.
Dalam aksi protes rasa di Delhi, para pengunjuk rasa membawa spanduk-spanduk yang antara lain bertuliskan, "ungkap kebenaran, bebaskan mereka yang tak bersalah dari penjara" dan "beri kami keamanan, bukan air mata dan darah." Selain berunjuk rasa, mereka juga menuntut bisa dipertemukan dengan menteri dalam negeri India untuk menyampaikan protes mereka.
Penangkapan sewenang-wenang yang dilakukan polisi India terhadap warga Muslim juga menjadi perhatian organisasi pemantau hak asasi manusia Human Right Watch. Bulan November kemarin, HRW dalam laporannya menyebutkan bahwa polisi di selatan Andhra Pradesh harus dituntut karena telah menyiksa warga Muslim yang ditangkap dan ditahan, setelah insiden ledakan bom di Hyderabad pada bulan Mei dan Agustus yang menewaskan 60 orang.
Setelah HRW merilis laporannya, pemerintah India akhirnya mengakui bahwa aparat keamanannya telah melakukan penyiksaan terhadap 21 orang tahanan Muslim dan memberikan kompensasi pada masing-masing korban sebesar 600 dollar. (ln/bbc)