Muslim Eropa: Kami Tidak Butuh Bom dari Bin Laden

Sejumlah pemuka warga Muslim mewakili organisasi Islam di beberapa ibukota Eropa, menyatakan penolakan terhadap ancaman yang dilontarkan pimpinan Al-Qaidah, Usamah bin Laden kepada negara-negara Eropa. Usamah bin Laden beberapa waktu sebelumnya menegaskan akan melakukan pembalasan terhadap dimuatnya kembali kartun yang melecehkan Rasulullah saw.

Para delegasi organisasi Islam itu mengatakan, “Merespon kejahatan yang dilakukan terhadap Rasulullah saw, tidak bisa dilakukan dengan menggunakan bom. Tapi harus dilakukan dengan sarana yang sesuai undang-undang serta damai, disampaikan kepada pengadilan, dilakukan dengan tulisan dan dengan kritik. Itu berarti kita melakukan pembalasan sesuai dengan sarana yang dilakukan orang-orang yang menghina Rasulullah saw itu.”

Di Paris, Persatuan Organisasi Islam Prancis yang dikepalai Tahami Eprez mengatakan, “Kami secara menyeluruh menolak ancaman bin Laden itu.”

Ia menambahkan, “Kami tak ingin tindakan apapun dari Bin Laden atau yang lainnya. Kami lebih mengetahui kondisi kami di sini. Kami bisa merespon kejahatan yang dilakukan atas Nabi kami.”

Menurut Eprez, persatuan organisasi Islam yang dipimpinya akan mengajukan gugatan hukum ke pengadilan di Prancis, terhadap media massa Prancis yang turut menyebarkan gambar kartun Rasulullah saw itu di tahun 2007. Ia menyatakan tidak akan berhenti untuk menggugat setelah sebelumnya gugatan itu dikalahkan di pengadilan dengan dalih kebebasan berpendapat.

Ia menegaskan lagi, “Pembalasan tidak boleh dengan kekerasan dan dengan bom. Tapi dengan tulisan, dengan gambar lain, dengan pena, sebagaimana yang dilakukan mereka dan dengan menggunakan sarana yang sesuai undang-undang yang ada pada kami.”

Di Jerman, suara serupa juga muncul dari Ibrahim Zeyat, ketua Forum Perhimpunan Islam Jerman. Ia mengatakan, “Muslim Jerman menolak ancaman bin Laden mentah-mentah. Karena ancaman itu bertentangan dengan syariat, logika dan nilai kemanusiaan secara umum. Itu adalah pernyatan yang tidak bertanggung jawab.”

Menurutnya, Muslim Eropa lebih mengetahui sarana yang harus mereka lakukan untuk membalas aksi pelecehan terhadap Rasulullah saw itu, dan cara itu sudah pasti tidak dilakukan dengan kekerasan.” (na-str/iol)